Rabu, 15 September 2010

VIRUS

Virus
Virus merupakan organisme subselular yang karena ukurannya sangat kecil, hanya dapat dilihat dengan menggunakan mikroskop elektron. Ukurannya lebih kecil daripada bakteri. Karena itu pula, virus tidak dapat disaring dengan penyaring bakteri.Virus adalah parasit berukuran mikroskopik yang menginfeksi sel organisme biologis. Virus hanya dapat bereproduksi di dalam material hidup dengan menginvasi dan mengendalikan sel makhluk hidup karena virus tidak memiliki perlengkapan selular untuk bereproduksi sendiri. Istilah virus biasanya merujuk pada partikel-partikel yang menginfeksi sel-sel eukariota (organisme multisel dan banyak jenis organisme sel tunggal), sementara istilah bakteriofage atau fage digunakan untuk jenis yang menyerang jenis-jenis sel prokariota (bakteri dan organisme lain yang tidak berinti sel). Biasanya virus mengandung sejumlah kecil asam nukleat (DNA atau RNA, tetapi tidak kombinasi keduanya) yang diselubungi semacam bahan pelindung yang terdiri atas protein, lipid, glikoprotein, atau kombinasi ketiganya. Genom virus menyandi baik protein yang digunakan untuk memuat bahan genetik maupun protein yang dibutuhkan dalam daur hidupnya.
Virus sering diperdebatkan statusnya sebagai makhluk hidup karena ia tidak dapat menjalankan fungsi biologisnya secara bebas. Karena karakteristik khasnya ini virus selalu terasosiasi dengan penyakit tertentu, baik pada manusia (misalnya virus influensa dan HIV), hewan (misalnya virus flu burung), atau tanaman (misalnya virus mosaik tembakau/TMV).
Ø    Sejarah Virus
Penyelidikan tentang mikroorganisme dimulai sejak ditemukannya mikroskop oleh seorang berkebangsaan Belanda bernama Anton Van Leeuwenhoek (1632-1723). Sesudah penemuan leeuwenhoek itu, perhatian terhadap dunia organisme mulai berkembang. Penyelidikan tentang mikroorganisme semakin meluas setelah ditemukan mikroskop yang lebih sempurna.
Penemuan virus melalui perjalanan panjang dan melibatkan penelitian dari banyak ilmuan. Sejarah penemuan virus dimulai pada tahun 1882 dengan adanya penyakit yang menimbulkan bintik-bintik kekuningan pada daun tembakau. Seorang ilmuan Jerman bernama A. Meyer mendapati bahwa penyakit itu menulari tanaman tembakau lain. Meyer melakukan percobaan dengan menyemprotkan getah tanaman yang sakit pada tanaman yang sehat, ternyata tanaman sehat menjadi tertular.
Pada tahun 1935, Wendell Stanley seorang ilmuan Amerikaberhasil mengkristalkan makhluk yang menyerang tanaman tembakau tersebut. Makhluk itu kemudian dinamakan TMV (Tobacco Mosaic Virus) atau virus mosaik tembakau. Sejak itu penelitian tentang virus makin berkembang.
ü    Perbedaan virus dengan sel hidup
Sel hidup:
1. Memiliki 2 tipe asam nukleat sekaligus
2. Dapat mereproduksi semua bagian selnya
3. Memiliki system metabolisme
Virus  :
1. hanya memiliki 1 tipe asam nukleat
 2. Tidak dapat mereproduksi semua bag. Selnya, virus hanya mereproduksi materi genetik dan selubung proteinnya.
 3. Tidak memiliki system metabolisme , oleh karena itu virus tidak dapat tumbuh dan bereproduksi tanpa adanya sel inang.
Partikel virus mengandung DNA atau RNA yang dapat berbentuk untai tunggal atau ganda. Bahan genetik kebanyakan virus hewan dan manusia berupa DNA, dan pada virus tumbuhan kebanyakan adalah RNA yang beruntai tunggal. Bahan genetik tersebut diselubungi lapisan protein yang disebut kapsid. Kapsid bisa berbentuk bulat (sferik) atau heliks dan terdiri atas protein yang disandikan oleh genom virus.Untuk virus berbentuk heliks, protein kapsid (biasanya disebut protein nukleokapsid) terikat langsung dengan genom virus. Misalnya, pada virus campak, setiap protein nukleokapsid terhubung dengan enam basa RNA membentuk heliks sepanjang sekitar 1,3 mikrometer. Komposisi kompleks protein dan asam nukleat ini disebut nukleokapsid. Pada virus campak, nukleokapsid ini diselubungi oleh lapisan lipid yang didapatkan dari sel inang, dan glikoprotein yang disandikan oleh virus melekat pada selubung lipid tersebut. Bagian-bagian ini berfungsi dalam pengikatan pada dan pemasukan ke sel inang pada awal infeksi.
Kapsid virus sferik menyelubungi genom virus secara keseluruhan dan tidak terlalu berikatan dengan asam nukleat seperti virus heliks. Struktur ini bisa bervariasi dari ukuran 20 nanometer hingga 400 nanometer dan terdiri atas protein virus yang tersusun dalam bentuk simetri ikosahedral. Jumlah protein yang dibutuhkan untuk membentuk kapsid virus sferik ditentukan dengan koefisien T, yaitu sekitar 60t protein. Sebagai contoh, virus hepatitis B memiliki angka T=4, butuh 240 protein untuk membentuk kapsid. Seperti virus bentuk heliks, kapsid sebagian jenis virus sferik dapat diselubungi lapisan lipid, namun biasanya protein kapsid sendiri langsung terlibat dalam penginfeksian sel.Partikel lengkap virus disebut virion. Virion berfungsi sebagai alat transportasi gen, sedangkan komponen selubung dan kapsid bertanggung jawab dalam mekanisme penginfeksian sel inang.
ü    Reproduksi virus
Reproduksi virus secera general terbagi menjadi 2 yaitu litik dan lisogenik proses-proses pada siklus litik: pertama, virus akan mengdakan adsorpsi atau attachment yang ditandai dengan menmpelnya virus pada dinding sel,kemudian pada virus tertentu (bakteriofage), melakukan penetrasi yaitu dengan cara melubangi membran sel dengan menggunakan enzim, setelah itu virus akan memulai mereplikasi materi genetik dan selubung protein, kemudian virus akan memanfaatkan organel-organel sel, kemudian sel mengalami lisis
Proses-proses pada siklus lisogenik: Reduksi dari siklus litik ke profage( dimana materi genetiak virus dan sel inang bergabung), bakteri mengalami pembelan binner, dan profage keluar dari kromosom bakteri.
Siklus litik: • Waktu relatif singkat • Menonaktifkan bakteri • Berproduksi dengna bebas tanpa terikat pada kromosom bakteri
Siklus lisogenik • Waktu relatif lama • Mengkominasi materi genetic bakteri dengn virus • Terikat pada kromosom bakteri
Isolasi, kultivasi dan Identifikasi Virus
Bakteriophage yang merupakan virus penginfeksi bakteri dapat ditumbuhkan baik paada suspensi bakteri pada media cair ataupun media padat.
Penyakit manusia akibat virus
Contoh paling umum dari penyakit yang disebabkan oleh virus adalah pilek (yang bisa saja disebabkan oleh satu atau beberapa virus sekaligus), cacar, AIDS (yang disebabkan virus HIV), dan demam herpes (yang disebabkan virus herpes simpleks). Kanker leher rahim juga diduga disebabkan sebagian oleh papilomavirus (yang menyebabkan papiloma, atau kutil), yang memperlihatkan contoh kasus pada manusia yang memperlihatkan hubungan antara kanker dan agen-agen infektan. Juga ada beberapa kontroversi mengenai apakah virus borna, yang sebelumnya diduga sebagai penyebab penyakit saraf pada kuda, juga bertanggung jawab kepada penyakit psikiatris pada manusia.
Potensi virus untuk menyebabkan wabah pada manusia menimbulkan kekhawatiran penggunaan virus sebagai senjata biologis. Kecurigaan meningkat seiring dengan ditemukannya cara penciptaan varian virus baru di laboratorium.
Kekhawatiran juga terjadi terhadap penyebaran kembali virus sejenis cacar, yang telah menyebabkan wabah terbesar dalam sejarah manusia, dan mampu menyebabkan kepunahan suatu bangsa. Beberapa suku bangsa Indian telah punah akibat wabah, terutama penyakit cacar, yang dibawa oleh kolonis Eropa. Meskipun sebenarnya diragukan dalam jumlah pastinya, diyakini kematian telah terjadi dalam jumlah besar. Penyakit ini secara tidak langsung telah membantu dominasi bangsa Eropa di dunia baru Amerika.
Salah satu virus yang dianggap paling berbahaya adalah filovirus. Grup Filovirus terdiri atas Marburg, pertama kali ditemukan tahun 1967 di Marburg, Jerman, dan ebola. Filovirus adalah virus berbentuk panjang seperti cacing, yang dalam jumlah besar tampak seperti sepiring mi. Pada April 2005, virus Marburg menarik perhatian pers dengan terjadinya penyebaran di Angola. Sejak Oktober 2004 hingga 2005, kejadian ini menjadi epidemi terburuk di dalam kehidupan manusia.
Diagnosis di laboratorium
Deteksi, isolasi, hingga analisis suatu virus biasanya melewati proses yang sulit dan mahal. Karena itu, penelitian penyakit akibat virus membutuhkan fasilitas besar dan mahal, termasuk juga peralatan yang mahal dan tenaga ahli dari berbagai bidang, misalnya teknisi, ahli biologi molekular, dan ahli virus. Biasanya proses ini dilakukan oleh lembaga kenegaraan atau dilakukan secara kerjasama dengan bangsa lain melalui lembaga dunia seperti Organisasi Kesehatan Dunia (WHO).
Pencegahan dan pengobatan
Karena biasanya memanipulasi mekanisme sel induknya untuk bereproduksi, virus sangat sulit untuk dibunuh. Metode pengobatan sejauh ini yang dianggap paling efektif adalah vaksinasi, untuk merangsang kekebalan alami tubuh terhadap proses infeksi, dan obat-obatan yang mengatasi gejala akibat infeksi virus.
Penyembuhan penyakit akibat infeksi virus biasanya disalah-antisipasikan dengan penggunaan antibiotik, yang sama sekali tidak mempunyai pengaruh terhadap kehidupan virus. Efek samping penggunaan antibiotik adalah resistansi bakteri terhadap antibiotik. Karena itulah diperlukan pemeriksaan lebih lanjut untuk memastikan apakah suatu penyakit disebabkan oleh bakteri atau virus.
Jenis dan Strain Virus Influenza
JENIS VIRUS FLU BURUNG DAN VIRUS INFLUENZA TIPE A

Virus Influenze Tipe A, B dan C :

Virus Influenza Tipe A dapat menginfeksi manusia, kuda, babi, anjing laut, ikan paus dan binatang lainnya. Namun burung liar adalah tempat tinggal alamiah mereka.Virus tipe A ini dibagi dalam beberapa Sub-tipe berdasar dua (2) jenis protein pada permukaannya. Protein ini disebut sebagai Hemaglutinin (HA) dan Neuroaminidase (NA).Terdapat 15 jenis sub-tipe HA dan 9 sub-tipe NA, dan berbagai kombinasi dari kedua jenis protein ini dapat ditemukan.Hanya beberapa Virus Flu tipe A yang umumnya saat ini menyerang manusia, yaitu H1N1, H1N2, dan H3N2. Sedangkan beberapa sub-tipe umumnya terdapat pada hewan, misalnya H7N7 dan H3N8 yang menyebabkan penyakit flu pada kuda. Sub-tipe Virus Flu tipe A dinamakan berdasar jenis protein HA dan NA, misalnya H1N2 adalah Virus Influenza tipe A yang mempunyai jenis protein HA 1dan protein NA2. Sehingga Virus Avian H5N1 adalah Virus Influenza Tipe A yang mempunyai protein HA 5 dan NA 1.
Virus Influenza Tipe B umumnya ditemukan di manusia. Namun tidak seperti Virus Tipe A, Virus ini tidak diklasifikasi berdasar sub-tipe. Walaupun Virus tipe B ini dapat menyebabkan epidemi, tetapi tidak dapat menyebabkan pandemi.
Virus Influenza Tipe C menyebabkan sakit ringan pada manusia dan tidak menyebabkan epidemi atau pandemi. Virus ini juga tidak diklasifikasi berdasar sub-tipe.

Strain
Virus Influenza B dan beberapa Sub-tipe Virus A dibagi lagi kedalam Strain. Ada berbagai Strain pada Virus Tipe B dan Sub-tipe A. Strain baruVirus Flu akan menggantikan strain yang lama. Perubahan Strain ini terjadi secara "shift" atau "drift". Ketika strain Virus baru ini muncul, maka sel pertahanantubuh (antibody) yang terbentuk karena infeksi virus Flu strain yang lama, tidak dapat memberikan perlindungan lagi kepada infeksi strain baru.Jadi Vaksin Flu harus diperbarui setiap tahun untuk mengikuti perubahan strain dari Virus Flu. Akibatnya, orang yang ingin melakukan vaksinasi Flu harus mengulang vaksinasinya secara teratur setiap tahun, karena proses perubahan strain virus flu tadi.
Virus Flu Manusia dan Virus Flu Burung

Manusia dapat terinfeksi virus Influenza tipe A,B atau C. Tetapi jenis Virus Flu A yang umumnya menyerang manusia adalah virus Flu subtipe H1N1, H1N2 dan H3N2. Antara tahun 1957 dan 1968 Virus Flu H2N2 juga terdeteksi menyerang manusia, namun sekarang tidak.Hanya Virus Flu A yang menyerang Unggas. Burung liar secara alamiah adalah tempat tinggal beberapa subtipe Virus Flu A. Umumnya burungliar ini tida sakit walaupun mereka terinfeksi Virus. Tetapi, unggas yang dipelihara seperti Ayam Ras atau Kalkun, dapat sakit parah dan mati karena serangan virus Flu Burung. Beberapa Strain Virus A juga menyebabkan unggas liar sakit parah dan mati.
Virus Flu Burung dengan Fatalitas Tinggi dan Rendah

Virus subtipe H5 dan H7 adalah Virus Flu Burung. Virus Avian Flu dapat diklasifikasi kedalam Virus yang Fatalitas Tinggi (HPAI) dan Virus yang Fatalitas Rendah (LPAI). Pembagian ini berdasar bentuk genetik Virus. Umumnya HPAI dikaitkan dengan tingkat kematian tinggi pada peternakanunggas. Apakah Fatalitas yang Tinggi atau Rendah pada unggas ini berhubungan dengan risiko penularan pada manusia belum diketahui secara pasti.Virus HPAI dapat membunuh 90 - 100% unggas yang terinfeksi, tetapi LPAI menyebabkan sakit ringan atau tanpa gejala pada ayam.Tetapi virus LPAI dapat berubah menjadi HPAI, sehingga wabah Virus H5 atau H7 LPAI seharusnya tetap dimonitor oleh Dinas Peternakan.
Bagaimana Virus Flu Berubah
Cara Berubah pertama ialah "Drift Antigenik", dimana Virus berubah sedikit demi sedikit secara terus menerus dalam waktu yang lama. Proses Drift Anrigenik menghasilkan virus strain baru yang tidak dapat dikenali oleh antibodi virus yang lama. Sehingga setiap tahun terjadi perubahan strain virus influenza. Ini sebabnya orang dapat terserang Flu beberapa kali, karena virus Flu berubah strainnya secara terus menerus.Sehingga, orang yang ingin divaksinasi Flu harus melakukannya secara teratur setiap tahun.Cara perubahan lain ialah dengan cara Shift Antigenik, yaitu perubahan yang mendadak pada Virus Flu A, dan menghasilkan Virus Flu A yang baruyang dapat menginfeksi manusia. Virus ini juga mempunyai hemmaglutinin dan Neuroamidase yang tidak teridentifikasi oleh manusia. Dan kalau Virus Flu strain baru ini masuk menginfeksi manusia, dan manusia tidak mempunyai kekebalan atau perlindungan dari strain yang baru, dan virus dapat menyebar dari satu manusia ke manusia lain, terjadilah Wabah Besar yang disebut Pandemi.

Beberapa contoh virus yang sudah dikenal, antara lain :
1. Herpesvirus varicellae, dimana virus ini menyebabkan penyakit cacar air. Virus ini mempunyai DNA ganda dan menyerang sel diploid manusia.






2. Orthomyxovirus, adalah virus yang menyebabkan Influenza. Dimana bentuk virus ini seperti bola. Virus influenza ditularkan lewat udara dan masuk ke tubuh manusia melalui pernapasan. Virus ini umumnya hanya menyerang pada sistem pernapasan. Pencegahan terhadap penyakit influenza adalah dengan menjaga daya tahan tubuh dan menghindari kontak dengan penderita influenza.
















3. Paramyxovirus, virus ini adalah yang menyebabkan penyakit Gondok. Virus ini hanya memiliki RNA saja. Paramyxovirus dapat hidup di jaringan otak, selaput otak, pankreas, testis, kelenjar parotid, dan kadang di hati.



















4. AIDS ( Acquired Immune Deficiency Syndrome) adalah penurunan sistem kekebalan tubuh yang disebabkan oleh virus HIV. Virus HIV adalah virus kompleks yang mempunyai 2 molekul RNA di dalam intinya. Virus tersebut diduga kuat berasal dari virus kera Afrika yang telah mengalami mutasi. Virus HIV tidak ditularkan melalui kontak biasa seperti jabat tangan, pelukan, batuk, bersin, peralatan makan dan mandi, asalkan tidak ada luka di kulit. Virus HIV dapat masuk ke dalam tubuh melalui luka di kulit atau selaput lendir. Penularannya dapat terjadi melalui hubungan seksual, transfusi darah, dan penggunaan jarum suntik yang tidak steril.

















5. Virus Ebola. Virus ini ditemukan pada tahun 1976 di Sudan dan Zaire. Habitatnya di alam belum diketahui, demikian pula bagaimana prosesnya menjadi epidemik. Virus ebola dapat hidup di atmosfer selama beberapa menit, kemudian akan mati oleh radiasi ultraviolet. Gejala yang ditimbulkan ebla mirip influenza, yaitu demam, menggigil, sakit kepala, nyeri otot, dan hilang nafsu makan. Ebola ditularkan melalui kontak langsung dengan cairan tubuh penderita ebola.



















6. Virus Rabies ( Rhabdovirus ). Virus ini adalah yang menyebabkan penyakit rabies. Rabies sebenarnya merupakan penyakit yang menyerang hewan, misalnya anjing, kucing dan kelelawar penghisap darah. Hewan yang terkena dapat menunjukkan tingkah laku agresif ataupun kelumpuhan. Virus ini ditularkan pada manusia melalui gigitan binatang yang terinfeksi.























7. Herves simplex virus. Virus ini disebabkan oleh virus anggota suku Hervetoviridae, yang menyerang kulit dan selaput lendir. Virus herpes simplex dapat menyerang bayi, anak-anak dan orang dewasa. Penyakit ini biasanya menyerang mata, bibir, mulut, kulit, alat kelamin dan kadang-kadang otak.



















8. Hepatitis A, B, dan C. Hepatitis ( pembengkakan hati ) disebabkan oleh virus hepatitis. Ada 5 macam virus hepatitis, yaitu hepatitis A, B, dan C ( non-A, non-B ), D dan hepatitis E.Gejalanya adalah demam, mual, dan muntah, serta perubahan warna kulit dan selaput lendir menjadi kuning. Virus hepatitis A cenderung menimbulkan hepatitis akut, sedangkan virus hepatitis B cenderung menimbulkan hepatitis kronis. Penderita hepatitis B mempunyai resiko menderita kanker hati. Penyakit ini dapat menular melalui minuman yang terkontaminasi, transfusi darah, dan penggunaan jarum suntik yang tidak steril.
Hepatitis A


















Hepatitis B






















Hepatitis C


























Hepatitis D



Hepatitis E



























9. Polyoma, adalah virus penyebab tumor pada hewan.



























10. Adenovirus, adalah penyebab tumor pada hewan tertentu.





















11. Poliovirus. Polio disebabkan oleh poliovirus. Serangan poliovirus menyebabkan lumpuh bila virus menginfeksi selaput otak (meningens) dan merusak sel saraf yang berhubungan dengan saraf tepi. Virus ini menyerang anak-anak berusia antara 1-5 tahun. Virus polio dapat hidup di air selama berbulan-bulan, sehingga dapat menginfeksi melalui air yang diminum. Dalam keadaan beku virus ini dapat bertahan sangat lama. Penyakit ini ditularkan lewat lingkungan yang buruk, melalui makanan dan minuman. Penularan dapat terjadi melalui alat makan bahkan melalui ludah.























12. Retrovirus, contohnya HIV



















13. Dengue virus, adalah jenis virus penyebab demam berdarah.






















14. SARS ( Severe Acute Respiratory Syndrome ). Diduga disebabkan oleh virus Corona mamalia (golongan musang atau rakun) yang mudah sekali bermutasi setiap terjadi replikasi. Gejala-gejala penyakit, suhu tubuh diatas 39 derajat Celcius, menggigil, kelelahan otot, batuk kering, sakit kepala, susah bernapas, dan diare.
























16. Papilloma, disebabkan oleh salah satu virus yang diduga dapat menimbulkan tumor di kulit, alat kelamin, tenggorokan, dan saluran utama pernapasan. Infeksi terjadi melalui kontak langsung dan hubungan seksual dengan penderita.























17. Virus Flu Burung (H5N1). Virus ini menginfeksi manusia melalui kontak langsung dengan unggas yang terinfeksi. Virus ini dapat menyebar melalui feses yang mengering, hancur, lalu terisap saluran pernapasan. Flu burug tidak ditularkan dari manusia ke manusia, kecuali kasus khusus yang terjadi di Vietnam, dimana ada 2 orang wanita yang tertular dari saudara laki-lakinya. Pada manusia, gejalanya sama seperti biasa, yaitu demam, tidak enak badan, radang tenggorokan dan batuk. Sampai saat ini belum ada obatnya, karena masih diteliti.




















18. Tobacco Mozaik Virus (TMV). Virus ini menyebabkan penyakit pada tumbuhan, yakni bercak kuning pada daun tumbuhan seperti tembakau, kacang, kedelai, tomat, kentang dan beberapa jenis labu.




















19. Virus TYMV, virus yang menyebabkan daun menggulung, terjadi pada daun tembakau, kapas dan lobak.























20. Yellow Virus. Virus yang merusak tumbuhan aster.

JAMUR

JAMUR
I.Pendahuluan

Jamur atau fungi merupakan organisme bersel tunggal atau bersel banyak. Jamur merupakan organisme eukariotik dan tidak berklorofil. Sel jamur memiliki dinding sel yang tersusun atas kitin, karena sifat-sifatnya itulah jamur dikelompokkan dalam kingdom tersendiri yaitu kingdom fungi. Hal ini disebabkan karena jamur tidak dapat dikelompokkan kedunia hewan maupun tumbuhan.
Karena tidak berklorofil jamur tidak dapat hidup secara autrotof, melainkan harus hidup secara heterotrof. Jamur hidup dengan jalan menguraikan bahan-bahan organic yang ada dilingkungannya. Umumnya jamur hidup secara saprofit, artinya hidup dari penguraian sampah-sampah organic seperti bangkai, sisa tumbuhan, makanan, dan kayu lapuk, menjadi bahan-bahan anorganik.
Adapula jamur yang hidup parasit artinya jamur mendapatkan makanan dari inangnya misdalnya dari manusia, binatang dan tumbuhan. Adapula yang hidup secara simbiosis mutualisme, yakni hidup bersama dengan organisme lain agar saling mendapatkan untung, misalnya bersimbiosis dengan ganggang membentuk lumut kerak.


II.Struktur jamur
    Jamur multiseluler terbentuk dari rangkaian sel membentuk benang  seperti kapas yang disebut dengan benang hifa.dilihat dengan mikroskop, hifa ada yang bersekat-sekat melintang. Tiap-tiap sekat merupakan satu sel. Dengan satu atau beberapa inti sel.adapula hifa yang tidak bersekat melintang yang nmengandung banyak inti dan disebut senositik.
    Ada tidaknya hifa yang bersekat ini dijadikan salah satu dasar dalam penggolongan jamur.hifa ada yang berfungsi sebagai pembentuk alat reproduksi.kumpulan hifa yang membentuk jaringan benang yang dikenal  sebagai miselium.miselium inilah yang tumbuh menyebar diatas substrat dan berfungsi sebagai penyerap makanan dari lingkungannya.

    Reproduksi jamur uniseluler:
·    Aseksual:membentuk tunas an spora
·    Seksual:membentuk spora askus

    Reproduksi jamur multi seluler:
·    Aseksual:fragmentasi, zoospora,dan konidia
·    Seksual :inti jantan dan betina bertemu akhirnya membentuk spora askus atau spora basidium


III.Klasifikasi jamur
    Jamur diklasifikasikan berdasarkan cara reproduksinya dan struktur tubuhnya.
Klasifikasi jamur terdiri atas,zygomycota, ascomycota, basidiomycota, dan deutomycota.
1.Divisi Zygomycota,
·    Tubuh zygomycota terdiri dari benang-brnang hifa yang bersekat melintang, adapula yang bersekat tidak melintang.hifa bercabang-cabang banyak dan dinding selnya mengandung kitin.
·    Ada yang hidup saprofit pada nasi, roti dan bahan makanan yang lain.
·    Adapula yang hidup parasit misalnya penyebab penyakit busuk pada ubi jalar
·    Berkembang biak secara aseksual dengan spora.seksual dengan membentuk zigospora
·    Kebanyakan dari Zygomycota mempertahankan hidup membusuk
·    Ada kira-kira 600 jenis Zygomycota diuraikan.
·    Ada dua kelas di (dalam) sub-division, tetapi kita akan hanya berhadapan dengan yang lebih besar, kelas seperti parasit atau saprobic Zygomycetes.

2.Divisi Ascomycota
·    Dapat menghasilkan spora askus, yaitu spora hasil reproduksi seksual, berjumlah delapan spora yang tersimpan didalam kotak spora.
·    Hidup saprofit, parasit atau bersimbiosis
·    Hifa bersekat melintang bercabang-cabang banyak
·    Reproduksi aseksual dengan tunas, fragmentai, dan konidia
·    Ascomycota meliputi sekitar 30,000 diuraikan jenis, mencakup sejumlah jamur secara ekonomis penting dan umum dikenal.
·    Kebanyakan dari blue-green, merah, dan cetakan coklat yang menyebabkan produksi cacat makanan adalah ascomycota
·    Ascomycota adalah juga penyebab banyak orang penyakit serius, termasuk lumut seperti ditutupi bedak yang menyertakan buah-buahan

3.Divisi Basidiomycota
·    Reproduksi seksualnya merupakan jamur makroskopik
·    Hifa bersekat melintang, monokariotik, atau dikariotik
·    Menghasilkan spora basidium dari
·    Reproduksi aseksual dengan konidia
·    anggota divisi besar ini meliputi sekitar 25,000 uraikan jenis
·    Basidiomycota dibedakan dari semua lain jamur oleh produksi " basidiospores", yang luar suatu seperti tongkat, spore-producing

4.Divisio Deutomycota
·    Jamur ini dikenal juga sebagai jamur yang tidak tentu
·    Contoh jamur ini adalah jamur Tinea versicolor,penyebab panu.
·    Banyak penyakit yang disebabkan oleh jamur divisi ini, tetapi adapula yang bermanfaat yatu aspergillus
·    Jadi sebenarnya jamur divisi ini belumlah jelas cirri-cirinya.
·    Disebut jamur tidak sempurna tidak punya langkah seksual dikenal
·    Jamur mempunyai suatu asosiasi simbiotik dengan cyanobacteria photosynthetic atau ganggang




IV.Jenis-jenis Jamur
1.Rhizophus Sp



Deskripsi :
·    Terdapat bentukan kapas yang berwarna putih dan itulah yang disebut dengan miselium rhizophus
·    Termasuk kedalam divisi zygomycota
·    Terdiri dari benang-benang hifa yang bersekat m,elintang dan bercabang banyak serta dinding selnya mengandung kitin                                                                                                                                                                                                                  Hidup saprofit pada roti dan buah-buahanjamur ini menyebabka bua menjadi lembek


2.Boletus edulis

       


Deskripsi :
·    Tudung berwarna coklat muda atau kuning tua
·    Batangnya berwarna coklat muda dan tumbuh pada tanah organic
·    Termasuk kedalam kelas ascomycota


3.Auricularia auricular



Deskripsi :
·    Tubuh buah berdianeter 2-10 cm
·    Tudung buah berwarna kuning terang dan tidakmemiliki cincin
·    Termasuk kedalamkelas basidiomycota
·    Tumbuh di kayu yang telah mengalami pelapukan

4.ChalcIporus piperatus


       

Deskripsi :
·    Tudung buahnya berdiameter 2-8 cm
·    Tidak memiliki cawan (cincin)
·    Batangnya berwarna coklat muda serta tudungnya berwarna kuning muda
·    Termasuk kedalam kelas basidiomycota



5.Agaricus bitorquis

                   














Deskripsi:
·    Tudungnya berdiameter 3-12 cm, berwarna putih kecoklatan
·    Termasuk kedalam kelas basidiomycota
·    Memiliki cawan dan batang tubuhnya berwarna putih susu
·    Hidup ditanah berhumus

6. Agaricus haemorrhoidarius      
















Deskripsi :
·    Termasuk kedalam kelas basidiomycota
·    Hidupnya saprofit
·    Dikenal sebagai cendawan dan beberapa dapat dimakan
·    Sporanya membentuk massa hitam pada serelia
·    Tubuh buahnya berwarna coklat susu
·    Batangnya berwarna putih


7.Agaricus placomyces   















Deskripsi :
·    Diameter tubuh buahnya antara 5-15 cm
·    Memiliki cincin dan batangnya berwarna putih
·    Termasuk kedalam kelas basidiomycota
·     Hidup pada tanah berhumus       
8 Amanita calyptrate
















Deskripsi :
·    Ini adalah salah satu jenis amanita yang paling terkenal
·    Jamur ini memiliki cawan dan batangnya berwarna putih
·    Tudungnya memiliki variasi warna dari putih hingga kuning kecoklatan
·    Jamur ini tidak dapat dikonsumsi karena beracun
·    Termasuk kedalam kelas basidiomycota

9. Amanita flavoconia         















Deskripsi :
·    Tudung buahnya berwarna kuning terang atau oranye
·    Memiliki cawan dan batangnya berwarna kuning muda
·    Termasuk kedalam kelas basidiomycota
·    Tidak dapat dimakan karena beracun
·    Reproduksi aseksual dengan konidia

10. Calocera cornea














Deskripsi :
·    Tingginya 2-12mm dan berwarna kuning terang
·    Hidup pada tanah berhumus atau pada kayu yang telah mengalami pelapukan
·    Jamur ini beracun sehingga tidak dapat dimakan
·    Menghasilkan spora basidium dari reproduksi seksualnya
·    Merupakan jenis dari kelas ascomycota
11. Chrysomphalina aurantiaca














Deskripsi :
·    Tubuh buahnya berwarna kuning terang dan tidak dapat dimakan karena beracun
·    Tidak memiliki cawan
·    Termasuk kedalam kelas ascomycota
·    Hifanya bersekat melintang
·    Reproduksi aseksualnya dengan konidispora


12. Cortinarius acutis















Deskripsi :
·    Tudung buahnya seperti payung yang sedang tertutup
·    Batang tubuhnya panjang dan berwarna putih susu
·    Hidupnya saprofit pada tanah yang berhumus
·    Reproduksi seksual menghasilkan spora askus
·    Termasuk kedalam kelas ascomycota

13. Crucibulum laeve            













Deskripsi :
·    Sering disebut sebagai jamur sarang burung
·    Terdiri dari ribuan basidiospor
·    Termasuk kedalam kelas basidiomycota
·    Tidak dapat dimakan Karena mengandung racun


14. Galerina autumnalis         














Deskripsi :
·    Jamur ini begitu cantik tetapi sangat mematikan karena racun yang dimilikinya sangat berbahaya
·    Tudung buahnya berwarna coklat kekuningan dan memiliki cawan
·    Tumbuh dikayu yang telah lapuk
·    Termasuk kedalam kelas ascomycota



15. Geastrum quadrifidum              













Deskripsi :
·    Jamur ini merupakan jamur yang beracun
·    Hifanya bersekat dan menghasilkan basidiospor
·    Tumbuh pada tanah yang berhumus
·    Termasuk kelas basidiomycota

16. Otidea auricula    














Deskripsi :
·    Nama lain jamur ini adalah auricularia atau berarti kuping
·    Termasuk kedalam kelas basidiomicota
·    Menghasilkan spora basidium
·    Dikenal juga sebagai jamur kuping keledai
·    Hidup pada kayu yang berlumut
·    Tubuh buahnya berwarna kuninh tua dan bagian dalamnya berwarna merah


17. Urnula craterium          












Deskripsi :
·    Tudung buahnya seperti paying yang sedang terbuka
·    Jamur ini dsangat mematikan karena mengandung racun yang sangat mematikan
·    Tubuh buahnya berwarna hitan pekat dan tidak memiliki cawan
·    Hidup pada tanah yang berhumus


18.otidea onotica

















Deskripsi :
·    Jamur ini memiliki cirri yang hamper sama dengan otidea auricular
·    Termasuk kedalam kelas basidiomicota
·    Menghasilkan spora basidium
·    Hidup pada kayu yang berlumut
·    Tubuh buahnya berwarna kuning muda


19.ustilago

















Deskripsi :
·    Hidup parasit pada bawang dan serelia
·    Sporanya membentuk massa hitam pada tanaman
·    Termasuk kedalam kelas basidiomycota
·    Meyebabkan penyakit ergot pada serelia.ergot menyebabkan halusinasi pada manusia


20.volvariella volvaceae













Deskripsi :
·    Tudung berbentuk bulat cembung seperti payung terbuka
·    Batang berwarna putih dan berdaging
·    Dapat dikonsumsi karena mengandung protein yang tinggi
·    Termasuk kedalam kelas basidiomycota
·    Tumbuh pada tanah organic

21.Mycena aurantiidisca            













Deskripsi :
·    Jamur ini hidup didaerah tropis
·    Tudungnya memiliki warna yang menarik antara kuning muda hingga violet
·    Hidup pada tanah berhumus
·    Tidak dapat dikonsumsi karena mengandung racun
·    Termasuk kelas zygomycota

22. Xylaria  hypoxylon         














Deskripsi :
·    Jamur ini hidup pada daerah hutan hujan tropis
·    Tidak memiliki tudung buah
·    Jamur ini tidak dapat dikonsumsi
·    Reproduksi aseksualnya menghasilkan konidia
·    Tubuh buahnya berwarna putih hingga kehitaman
·    Termasuk kedalam kelas deutromycota karena belum begitu dikenali

23. Syzygospora mycetophila   













Deskripsi :
·    Tudung buahnya seperti payung yang sedang terbuka
·    Dikenal juga sebagai jamur parasit jelly
·    Termasuk kedalam kelas zygomycota
·    Hidup pada kayu yang telah mengalami pelapukan

24. Suillus umbonatus















Deskripsi :
·    Tudung buahnya berwarna kuning muda
·    Batangnya berwarna putih dan berdaging tebal
·    Hidup pada tanah berhumus dan kayu yang telah lapuk
·    Cawannya berwarna coklat hingga coklat tua
·    Termasuk kedalam kelas ascomycota

25. Lycoperdon perlatum           













Deskripsi :
·    Termasuk kedalam kelas basidiomycota
·    Jamur ini dapat dimakan karena mengandung protein yang tinggi
·    Hifanya bersekat dengan satu inti
·    Tubuh buahnya seperti payung



26. Peziza praetervisa       
















Deskripsi :
·    Jamur ini tidak dapat dikonsumsi karena  beracun
·    Memiliki warna yang menarik antara kuning tua hingga oranye
·    Hidup ditanah yang berhumus
·    Termasuk kedalam kelas deutromycota
·    Belum terdeteksi secara jelas


 27 coprinus sp
















Deskripsi :
·    Termasuk kedalam kelas basidiomycota
·    Tudung buah berwarna putih kecoklaan dan memiliki batang yang berdaging
·    Tidak dapat dikonsumsi karena beracun



28. Ganoderma Lucidium

















Deskripsi :
·    Ganoderma lebih dikenal sebagai  sejenis cendawan daripada jamur
·    Termasuk kedalam kelas basidioimycota
·    Hidup pada kayu yang telah mengalami pelapukan
·    Dapat dijadikan sebagai obat tradisional


29.Jamur Enokitake















Deskripsi :
·    Adalah jamur yang dapat dimakan karena merupakan salah satu jamur panganjamur tumbuh dialam bebas dengan suhu udara yang rendah mulai musim gugur hingga musim semi
·    Jamur tumbuh dipermukaas batang pohon Celtis sinensis (bahasa Jepang: Enoki) yang sudah melapuk, sehingga disebut Enokitake
·    Jamur ini sering dianggap sebagai hama bagi beberapa produk pertanian

30. Aspergillus orizae














Deskripsi :
·    menghasilkan enzim protease
·    termasuk kedalam kelas ascomycotina
·    digunakan untuk melunakkan adonan roti
·    sporanya berupa konidium dan dapat disebarkan oleh angina
·    sering digunakan dalam pengolahan makanan / industri makanan


31.Aspergillus wentii
















Deskripsi :
·    Menghasilkan enzim protease
·    Bermanfaat dalam pembuatan sake,kecap, tauco asam sitrat dan asam formiat
·    Termasuk kedalam kelas ascomycotina
·    Bersifat selulotik

32.Jamur Cendawan Bunga Kobis (Hericium erinaceum)
















Deskripsi :
·    Masih kurang popular dan dikenali ramai, namun mempunyai potensi yang besar untuk dikomersilkan.
·    Merangsang faktor pertumbuhan saraf
·    berpotensi untuk merawat penyakit gangguan saraf seperti dementia, trauma saraf akibat strok dan penyakit Azheimer
·    termasuk kedalam kelas basidiomycotina


33.Jamur Morchella


















Deskripsi :
·    Tudung berwarna coklat kekuningan, berdaging dan bentuknya agak lonjong
·    Permukaannya berlipat-lipat dan membentuk lubang bersiku-siku
·    Batang berwarna putih hingga putih kotor
·    Termasuk kedalam kelas oomycotina

34.Jamur Kuping

















Deskripsi :
·    Berbentuk lembaran yang bergelombangtidak menentu
·    Berwarna violet coklat dan batangnya pendek hamper tidak kelihatan
·    Merupakan jamur yang dapat dimakan
·    Termasuk kedalam kelas basidiomycotina
·    Hifanya bersekat dengan inti satu
35.Psalliota arvensis
















Deskripsi :
·    Tudungnya memiliki variasi warna yang cukup banyak antara lain, kuning, coklat tua berbintik putih
·    Batang putih kekuningan
·    Tumbuh pada tumpukan bahan organic
·    Jamur ini dapat dikonsumsi

36.Boletus adulis


















Deskripsi :
·    Tudung berwarna coklat muda atau kuming tua
·    Batangnya berwarna coklat muda
·    Tumbuh pada tanah berhumus
·    Dapat dijadikan makanan karena mengandung protein yang tinggi

37.Calvati lillacina




















Deskripsi :
·    Tudungnya berwarna lila, atau kehitaman
·    Tumbuh pada tanah berhumus atau tumpukan bahan organic
·    Dapat dikonsumsi karena tidak mengandung racun
·    Termasuki kedalam kelas ascomycotina

38 Trametes menzienzii















Deskripsi :
·    Tumbuh ditempat yang kotor seperti tempat sampah
·    Jamur ini beracun sehingga tidak dapat ddimakan
·    Menghasilkan bau yang menusuk hidung
·    Tudungnya bewarna coklat tua dan batangnya berwarna putih susu

KURIKULUM

KATA PENGANTAR

Puji serta syukur senantiasa penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, karena berkat rahmat, taufik, dan hidayah-Nya, akhirnya penulis dapat menyelesaikan makalah dengan judul “KONSEP KURIKULUM”. Penulis menulis makalah ini dalam upaya pemenuhan tugas individu membahas topik-topik permasalahan yang ditugaskan dalam matakuliah Kurikulum dan Strategi Pembelajaran Biologi.
Dalam penyusunan makalah ini, penulis sedikit menghadapi hambatan yang dirasakan, dikarenakan materi konsep kurikulum yang akan dituangkan kedalam makalah ini begitu luas cakupanya, begitupula dengan para ilmuwannya sehingga banyaknya teori yang didapat. Namun karena semangat dari teman-teman sejawat penulis, serta bimbingan dari dosen pengampu matakuliah, alhamdulillah makalah ini dapat diselesaikan.
Selanjutnya demi perbaikan dan penyempurnaan makalah ini, penulis mengharapkan saran dan kritik yang sifatnya membangun dari rekan-rekan pada umumnya, guna penyempurnaan makalah ini, insya Allah penulis akan menerima saran dan kritik dengan senang hati.
Akhirnya pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang yang telah membantu kelancaran penyusunan makalah ini, mudah-mudahan makalah ini ada guna dan manfaatnya. Amin.

Wassalam



Penulis.





BAB I PENDAHULUAN
    Kurikulum merupakan daerah studi yang cukup luas. Karena begitu banyaknya teori tentang kurikulum, sehingga banyak teori yang malah menimbulkan bencana, adapula yang menciptakan inovasi atau perubahan, pada dasar-dasar filosofis, ataupun pada konsep-konsep yang diambil dari ilmu perilaku manusia.
    Penekanan kepada isi kurikulum.Adalah strategi pengembangan yang lebih menekankan kepada isi, merupakan yang paling lama dan paling banyak dipakai , tetapi juga terus mendapat penyempurnaan atau pembaharuan. Sebab-sebab yang mendorong pembaharuan ini bermacam-macam,yaitu:
1.    Pertama, karena didorong oleh tuntutan untuk menguatkan kembali nilai-nilai moral dan budaya dari masyarakat
2.    Karena perubahan dasar filosofis tentang struktur pengetahuan
3.    Karena adanya tuntutan bahwa kurikulum harus lebih berorientasi pada pekerjaan.
    Faktor-faktor tersebut tidak timbul dari atau tidak ada hubungannya dengan system institusi persekolahan, tetapi sangat mempengaruhi pengembangan kurikulum. Pengaruhnya terhadap pengembangan kurikulum umpamanya, penguatan kembali nilai-nilai moral dan budaya memiliki andil yang lebih besar pada kumpulan ilmu pengetahuan masa lalu, orientasi kepada pekerjaan akan lebih banyak melihat ke masa depan, sedangkan titik tolak pada pandangan filosofis akan lebih menekankan pada disiplin-disiplin keilmuan.
    Penekanan pada situasi pendidikan.Tipe kurikulum ini lebih menekankan pada masalah dimana (where), bersifat khusus, sangat memperhatikan dan disesuaikan dengan lingkunganya. Tipe ini akan menghasilkan kurikulum berdasarkan situasi-situasi lingkungan Tujuanya adalah menghasilkan kurikulum yang benar-benar merefleksikan dunia kehidupan dari lingkungan anak. Kurikulum yang menekankan situasi pendidikan akan sangat beraneka, bila dibandingkan dengan kurikulum yang menekankan isi. Kurikulum ini bertujuan mencari kesesuaian antara kurikulum dengan situasi dimana pendidikan berlangsung.
    Penekanan pada organisasi. kurikulum ini sangat menekankan pada proses belajar-mengajar. Meskipun dengan berbagai perbedaan dan banyak pertentangan, seperti halnya antara konsep system instruksional dan konspe pengajaran dari Bruner dan Jean Piaget, keduanya sangat mempengaruhi perkembangan kurikulum tipe ini.
Perbedaan yang sangat jelas antara kurikulum yang menekankan organisasi dengan yang menekankan isi dan situasi, adalah memberikan perhatian yang sangat besar kepada si pelajar atau siswa. Dalam pembelajaran model instruksional, aktivitas siswa sangat ditekankan, tetapi aktivitas ini merupakan aktivitas yang telah dirancang secara ketat.
Kurikulum yang menekankan pada organisasi menolak pendapat bahwa penguasaan pengetahuan merupakan alat untuk mencapai tujuan. Kurikulum yang menekankan organisasi menolak pendapat bahwa penguasaan pengetahuan merupakan alat untuk mencapai tujuan. Kurikulum yang menekankan organisasi juga sukar untuk diukur, Secara teoritis penyusunan tes yang spesifik dapat dibuat, tetapi seperti yang telah dijelaskan, isi kurikulum tidak spesifik tujuannya dapat dicapai dengan cara yang berbeda-beda.
BAB II. KONSEP KURIKULUM
Untuk mendapatkan rumusan tentang pengertian kurikulum, para ahli mengemukakan pandangan yang beragam. Dalam pandangan klasik, lebih menekankan kurikulum dipandang sebagai rencana pelajaran di suatu sekolah. Pelajaran-pelajaran dan materi apa yang harus ditempuh di sekolah, itulah kurikulum. George A. Beauchamp(1986) mengemukakan bahwa : “ A Curriculun is a written document which may contain many ingredients, but basically it is a plan for the education of pupils during their enrollment in given school”.Dalam pandangan modern, pengertian kurikulum lebih dianggap sebagai suatu pengalaman atau sesuatu yang nyata terjadi dalam proses pendidikan, seperti dikemukakan oleh Caswel dan Campbell(1935) yang mengatakan bahwa kurikulum … to be composed of all the experiences children have under the guidance of teachers. Dipertegas lagi oleh pemikiran Ronald C. Doll(1974) yang mengatakan bahwa : “ …the curriculum has changed from content of courses study and list of subject and courses to all experiences which are offered to learners under the auspices or direction of school.
Untuk mengakomodasi perbedaan pandangan tersebut, Hamid Hasan (1988)mengemukakan bahwa konsep kurikulum dapat ditinjau dalam empat dimensi, yaitu:
1.    kurikulum sebagai suatu ide; yang dihasilkan melalui teori-teori dan penelitian, khususnya dalam bidang kurikulum dan pendidikan.
2.    kurikulum sebagai suatu rencana tertulis, sebagai perwujudan dari kurikulum sebagai suatu ide; yang didalamnya memuat tentang tujuan, bahan, kegiatan, alat-alat, dan waktu.
3.    kurikulum sebagai suatu kegiatan, yang merupakan pelaksanaan dari kurikulum sebagai suatu rencana tertulis; dalam bentuk praktek pembelajaran.
4.    kurikulum sebagai suatu hasil yang merupakan konsekwensi dari kurikulum sebagai suatu kegiatan, dalam bentuk ketercapaian tujuan kurikulum yakni tercapainya perubahan perilaku atau kemampuan tertentu dari para peserta didik.
Sementara itu, Purwadi (2003) memilah pengertian kurikulum menjadi enam bagian : (1) kurikulum sebagai ide; (2) kurikulum formal berupa dokumen yang dijadikan sebagai pedoman dan panduan dalam melaksanakan kurikulum; (3) kurikulum menurut persepsi pengajar; (4) kurikulum operasional yang dilaksanakan atau dioprasional kan oleh pengajar di kelas; (5) kurikulum experience yakni kurikulum yang dialami oleh peserta didik; dan (6) kurikulum yang diperoleh dari penerapan kurikulum.
Dalam perspektif kebijakan pendidikan nasional sebagaimana dapat dilihat dalam Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional No. 20 Tahun 2003 menyatakan bahwa: “Kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi, dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu”.
Teori kurikulum adalah suatu perangkat pernyataan yang memberikan makna terhadap kurikulum sekolah, makna tersebut terjadi karena adanya penegasan hubungan antara unsure-unsur kurikulum, karena adanya petunjuk perkembangan/penggunaan dan evaluasi kurikulum.
Konsep terpenting yang perlu mendapat penjelasan dalam teori kurikulum adalah konsep kurikulum.
1. Konsep kurikulum
Konsep terpenting yang perlu mendapatkan penjelasan dalam teori kurikulum adalah konsep kurikulum. Ada tiga konsep tentang kurikulum, kurikulum sebagai substansi, sebagai sistem, dan sebagai bidang studi.
a. Konsep pertama, kurikulum sebagai suatu substansi:
Suatu kurikulum, dipandang orang sebagai suatu rencana kegiatan belajar bagi murid-murid di sekolah, atau sebagai suatu perangkat tujuan yang ingin dicapai. Suatu kurikulum juga dapat menunjuk kepada suatu dokumen yang berisi rumusan tentang tujuan, bahan ajar, kegiatan belajar-mengajar, jadwal, dan evaluasi. Suatu kurikulum juga dapat digambarkan sebagai dokumen tertulis sebagai hasil persetujuan bersama antara para penyusun kurikulum dan pemegang kebijaksanaan pendidikan dengan masyarakat. Suatu kurikulum juga dapat mencakup lingkup tertentu, suatu sekolah, suatu kabupaten, propinsi, ataupun seluruh negara.
b. Konsep kedua, adalah kurikulum sebagai suatu sistem:
 Yaitu sistem kurikulum. Sistem kurikulum merupakan bagian dari sistem persekolahan, sistem pendidikan, bahkan sistem masyarakat. Suatu sistem kurikulum mencakup struktur personalia, dan prosedur kerja bagaimana cara me­nyusun suatu kurikulum, melaksanakan, mengevaluasi, dan menyem­purnakannya. Hasil dari suatu sistem kurikulum adalah tersusunnya suatu kurikulum, dan fungsi dari sistem kurikulum adalah bagaimana memelihara kurikulum agar tetap dinamis.
c. Konsep ketiga, kurikulum sebagai suatu bidang studi:
Yaitu bidang studi kurikulum. Ini merupakan bidang kajian para ahli kurikulum dan ahli pendidikan dan pengajaran. Tujuan kurikulum sebagai bidang studi adalah mengembangkan ilmu tentang kurikulum dan sistem kurikulum. Mereka yang mendalami bidang kurikulum mempelajari konsep-konsep dasar tentang kurikulum. Melalui studi kepustakaan dan berbagai kegiatan penelitian dan percobaan, mereka menemukan hal-hal barn yang dapat memperkaya dan memperkuat bidang studi kurikulum.
Seperti halnya para ahli ilmu sosial lainnya, para ahli teori kurikulum juga dituntut untuk:
(1) mengembangkan definisi-definisi deskriptif dan preskriptif dari istilah-istilah teknis,
(2) mengadakan klasifikasi tentang pengetahuan yang telah ada dalam pengetahuan-pengetahuan baru,
(3)   melakukan penelitian inferensial dan prediktif,
(4) mengembangkan sub­subteori kurikulum, mengembangkan dan melaksanakan model-model kurikulum.
Keempat tuntutan tersebut menjadi kewajiban seorang ahli teori kurikulum. Melalui pencapaian keempat hal tersebut baik sebagai subtansi, sebagai sistem, maupun bidang studi kurikulum dapat bertahan dan dikembangkan.
2. Perkembangan teori kurikulum
Perkembangan teori kurikulum tidak dapat dilepaskan dari sejarah perkembangannya. Perkembangan kurikulum telah dimulai pada tahun 1890 dengan tulisan Charles dan McMurry, tetapi secara definitif berawal pada hasil karya Franklin Babbit tahun 1918. Bobbit Bering dipandang sebagai ahli kurikulum yang pertama, is perintis pengembangan praktik kurikulum. Bobbit adalah orang pertama yang mengadakan analisis kecakapan atau pekerjaan sebagai cara penentuan keputusan dalam penyusunan kurikulum. Dia jugalah yang menggunakan pendekatan ilmiah dalam mengidentifikasi kecakapan pekerjaan dan kehidupan orang dewasa sebagai dasar pengembangan kurikulum.
Menurut Bobbit, inti teori kurikulum itu sederhana, yaitu kehidupan manusia. Kehidupan manusia meskipun berbeda-beda pada dasarnya sama, terbentuk oleh sejumah kecakapan pekerjaan. pendidikan berupaya mempersiapkan kecakapan-kecakapan tersebut dengan teliti dan sempurna. Kecakapan-kecakapan yang harus dikuasai untuk dapat terjun dalam kehidupan sangat bermacam-macam, bergantung pada tingkatannya maupun jenis lingkungan. Setiap tingkatan dan lingkungan kehidupan menuntut penguasaan pengetahuan, keterampilan, sikap, kebiasaan, apresiasi tertentu. Hal-hal itu merupakan tujuan kurikulum. Untuk mencapai hal-hal itu ada serentetan pengalaman yang harus dikuasai anak. Seluruh tujuan beserta pengalaman-pengalaman tersebut itulah yang menjadi bahan kajian teori kurikulum.
Werrett W. Charlters (1923) setuju dengan konsep Bobbit tentang analisis kecakapan/pekerjaan sebagai dasar penyusunan kurikulum. Char­ters lebih menekankan pada pendidikan vokasional.
Ada dua hal yang sama dari teori kurikulum, teori Bobbit dan Charters. Pertama, keduanya setuju atas penggunaan teknik ilmiah dalam memecahkan masalah-masalah kurikulum. Dalam hal ini mereka dipengaruhi oleh gerakan ilmiah dalam pendidikan yang dipelopori oleh E.L. Thorndike, Charles Judd, dan lain-lain. Kedua, keduanya bertolak pada asumsi bahwa sekolah berfungsi mempersiapkan anak bagi kehidupan sebagai orang dewasa. Untuk mencapai hal tersebut, perlu analisis tentang tugas-tugas dan tuntutan dalam kurikulum disusun keterampilan, pengeta­huan, sikap, nilai, dan lain-lain yang diperlukan untuk dapat berpartisipasi dalam kehidupan orang dewasa. Bertolak pada hal-hal tersebut mereka menyusun kurikulum secara lengkap dalam bentuk yang sistematis.
Mulai tahun 1920, karena pengaruh pendidikan progresif, berkembang gerakan pendidikan yang berpusat pada anak (child centered). Teori kuri­kulum berubah dari yang menekankan pada organisasi isi yang diarahkan pada kehidupan sebagai orang dewasa (Bobbit dan Charters) kepada kehidupan psikologis anak pada saat ini. Anak menjadi pusat perhatian pendidikan. Isi kurikulum harus didasarkan atas minat dan kebutuhan siswa. pendidikan menekankan kepada aktivitas siswa, siswa belajar melalui pengalaman. Penyusunan kurikulum harus melibatkan siswa.
Perkembangan teori kurikulum selanjutnya dibawakan oleh Hollis Caswell. Dalam peranannya sebagai ketua divisi pengembang kurikulum di beberapa negara bagian di Amerika Serikat (Tennessee, Alabama, Florida, Virginia), is mengembangkan konsep kurikulum yang berpusat pada masyarakat atau pekerjaan (society centered) maka Caswell mengembangkan kurikulum yang bersifat interaktif. Dalam pengembangan kurikulumnya, Caswell menekankan pada partisipasi guru-guru, berpartisipasi dalam menentukan kurikulum, menentukan struktur organisasi dari penyusunan kurikulum, dalam merumuskan pengertian kurikulum, merumuskan tujuan, memilih isi, menentukan kegiatan belajar, desain kurikulum, menilai hasil, dan sebagainya.
Pada tahun 1947 di Univeristas Chicago berlangsung diskusi besar pertama tentang teori kurikulum. Sebagai hasil diskusi tersebut dirumuskan tiga tugas utama teori kurikulum:
(1) mengidentifikasi masalah-masalah penting yang muncul dalam pengembangan kurikulum dan konsep-konsep yang mendasarinya,
(2) menentukan hubungan antara masalah-masalah tersebut dengan struktur yang mendukungnya,
(3) mencari atau meramalkan pendekatan-pendekatan pada masa yang akan datang untuk memecahkan masalah tersebut.
Ralph W. Tylor (1949) mengemukakan empat pertanyaan pokok yang menjadi inti kajian kurikulum:
1. Tujuan pendidikan yang manakah yang ingin dicapai oleh sekolah?
2. pengalaman pendidikan yang bagaimanakah yang harus disediakan untuk mencapai tujuan tersebut?
3. Bagaimana mengorganisasikan pengalaman pendidikan tersebut secara efektif?
4. Bagaimana kita menentukan bahwa tujuan tersebut telah tercapai?
Empat pertanyaan pokok tentang kurikulum dari Tylor ini banyak dipakai oleh para pengembangan kurikulum berikutnya. Dalam konferensi nasional perhimpunan pengembang dan pengawas kurikulum tahun 1963 dibahas dua makalah penting dari George A. Beauchamp dan Othanel Smith. Beauchamp menganalisis pendekatan ilmiah tentang tugas-tugas pengembangan teori dalam kurikulum. Menurut Beauchamp, teori kurikulum secara konseptual berhubungan erat dengan pengembangan teori dalam ilmu-ilmu lain. Hal-hal yang penting dalam pengembangan teori kurikulum adalah penggunaan istilah-istilah teknis yang tepat dan konsisten, analisis dan klasifikasi pengetahuan, penggunaan penelitian­penelitian preckktif untuk menambah konsep, generalisasi atau kaidah­kaidah, sebagai prinsip-prinsip yang menjadi pegangan dalam menjelaskan fenomena kurikulum.
Dalam makalah kedua, Othanel Smith menguraikan peranan filsafat dalam pengembangan teori kurikuklm yang bersifat ilmiah. Menurut Smith, ada tiga sumbangan utama filsafat terhadap teori kurikulum, yaitu dalam (1) merumuskan dan mempertimbangan tujuan pendidikan, (2) memilih dan menyusun bahan, dan (3) perluasan bahasa khusus kurikulum.
James B. MacDonald (1964 ) melihat teori kurikulum dari model sistem. Ada empat sistem dalam persekolahan yaitu kurikulum, pengajaran (in­struction), mengajar (teaching), dan belajar. Interaksi dari empat sistem ini dapat digambarkan dengan suatu diagram Venn. Melihat kurikulum sebagai suatu sistem dalam sistem yang lebih besar yaitu persekolahan dapat memperjelas pemikiran tentang konsep kurikulum. Penggunaan model sistem juga dapat membantu para ahli teori kurikulum menentukan jenis dan lingkup konseptualisasi yang diperlukan dalam teori kurikulum.
Broudy, Smith, dan Burnett (1964) menjelaskan makalah persekolahan dalam suatu skema yang menggambarkan komponen-komponen dari keseluruhan proses mempengaruhi anak. Skema persekolahan dari Broudy dan kawan-kawannya dapat dilihat pada Bagan 2.4.
Beauchamp merangkumkan perkembangan teori kurikulum antara tahun 1960 sampai dengan 1965. la mengidentifikasi adanya enam komponen kurikulum sebagai bidang studi, yaitu: landasan kurikulum, isi kurikulum, desain kurikulum, rekayasa kurikulum, evaluasi dan penelitian, dan pengembangan teori.
Thomas L. Faix (1966) menggunakan analisis struktural-fungsional yang berasal dari biologi, sosiologi, dan antropologi untuk menjelaskan konsep kurikulum. Fungsi kurikulum dilukiskan sebagai proses bagaimana memelihara dan mengembangkan strukturnya. Ada sejumlah pertanyaan yang diajukan dalam analisis struktural-fungsional ini. Topik dan subtopik dari pertanyaan ini menunjukkan fenomena-fenomena kurikulum. Pertanyaan-pertanyaan itu menyangkut:
(1) pertanyaan umum tentang fenomena kurikulum,
(2) sistem kurikulum,
(3) unit analisis dan unsur­-unsurnya,
(4) struktur sistem kurikulum,
(5) fungsi sistem kurikulum,
(6) proses kurikulum, dan
(7) prosedur analisis struktural-fungsional.
Alizabeth S. Maccia. (1965) dari hasil analisisnya menyimpulkan adanya empat teori kurikulum, yaitu:
(1) kurikulum (curriculum theory),
(2) kurikulum-formal (formal-curriculum theory),
(3) kurikulum valuasional (valuational curriculum theory),
(4) kurikulum praksiologi (praxiological curriculum theory).
Teori kurikulum (curriculum Theory event theory) teori yang menguraikan pemilihan dan pemisahan kejadian/peristiwa kurikulum atau yang berhubungan dengan kurikulum dan yang bukan. Menurut Maccia, kurikulum merupakan bagian dari pengajaran, teori kurikulum merupakan subteori pengajaran. Teori kurikulum formal memusatkan perhatiannya pada struktur isi kurikulum. Teori kurikulum valuasional mengkaji masalah-masalah pengajaran apa yang berguna/ berharga bagi keadaan sekarang. Teori kurikulum praksiologi merupakan suatu pengkajian tentang proses untuk mencapai tujuan-tujuan kurikulum. Walaupun mungkin, kita tidak setuju dengan seluruh pendapat Maccia, tetapi is telah berhasil menunjukkan sejumlah dimensi kurikulum yang cukup berharga untuk menjelaskan teori kurikulum.
Mauritz Johnson (1967) membedakan antara kurikulum dengan proses pengembangan kurikulum. Kurikulum merupakan basil dari sistem pengembangan kurikulum, tetapi sistem pengembangan bukan kurikulum. Menurut Johnson, kurikulum merupakan seperangkat tujuan belajar yang terstruktur. Jadi, kurikulum berkenaan dengan tujuan dan bukan dengan kegiatan. Berdasarkan rumusan kurikulum tersebut, pengalaman belajar anak menjadi bagian dari pengajaran.
Johnson menganalisis enam unsur kurikulum, yaitu:
1. curriculum is a structured series of intended learning out comes.
2. is an essential aspect of curriculum formulation.
3. is an essential charactistic of curriculum.
4. guide instrcution
5. evaluation involeves validation of both selection and structure.
6. is the criterion for instructional evaluation.
Jack R. Frymier (1967) mengemukakan tiga unsur dasar kurikulum, yaitu aktor, artifak, pelaksanaan. adalah orang-orang yang terlibat dalam pelaksanaan kurikulum. Artifak adalah isi dan rancangan kurikulum. Pelaksanaan adalah proses interaksi antara aktor yang melibatkan artifak. Studi kurikulum menurut Frymier meliputi tiga I angkah: perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi.
Ada beberapa masalah atau isu substansial dalam pembahasan tentang teori kurikulum, yaitu definisi kurikulum, sumber-sumber kebijaksanaan kurikulum, desain kurikulum, rekayasa kurikulum, peranan nilai dalam pengembangan kurikulum, dan implikasi teori kurikulum.
Semua rumusan teori kurikulum diawali dengan definisi. Definisi di sini bukan sekadar definisi istilah, melainkan definisi konsep, isi dan ruang lingkup, serta struktur. Beberapa pertanyaan umum tentang karakteristik kurikulum sebagai bidang studi yang perlu didefinisikan umpamanya, apakah kurikulum merupakan suatu konsep dalam sistem persekolahan? Apakah kurikulum mencakup mengajar dan pengajaran? Sampai sejauh mana kegiatan belajar siswa menjadi bagian kurikulum? Apakah ruang lingkup kurikulum sebagai bidang studi? Beberapa pertanyaan yang lebih khusus, yang lebih berkenaan dengan karakteristik desain kurikulum, umpamanya apakah kurikulum harus memiliki serangkaian tujuan khusus? Apakah kurikulum perlu memiliki sejumlah materi untuk mencapai tujuan-tujuan tersebut? Apakah kurikulum perlu mengadakan rumusan yang lebih spesifik tentang rencana dan bahan pengajaran? Apakah perlu ada spesifikasi tentang makna perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi kurikulum?

1. Sumber Pengembangan Kurikulum
Dari kajian sejarah kurikulum, kita mengetahui beberapa hat yang menjadi sumber atau landasan inti penyusunan kurikulum. Pengembangan kurikulum pertama bertolak dari kehidupan dan pekerjaan orang dewasa. Karena sekolah mempersiapkan anak bag! kehidupan orang dewasa, kurikulum terutama isi kurikulum diambil dari kehidupan orang dewasa. Para pengembang kurikulum mendasarkan kurikulumnya atas hasil analisis pekerjaan dan kehidupan orang dewasa.
Dalam pengembangan selanjutnya, sumber in! menjadi lugs meliputi semua unsur kebudayaan. Manusia adalah makhluk yang berbudaya, hidup dalam lingkungan budaya, dan turut menciptakan budaya. Untuk dapat hidup dalam lingkungan budaya, ia harus mempelajari budaya, maka budaya menjadi sumber utama isi kurikulum. Budaya ini mencakup semua disiplin ilmu yang telah ditemukan dan dikembangkan para pakar, nilai-nilai adat-istiadat, perilaku, benda-benda, dan lain-lain.
Sumber lain penyusunan kurikulum adalah anak. Dalam pendidikan atau pengajaran, yang belajar adalah anak. Pendidikan atau pengajaran bukan memberikan sesuatu pada anak, melainkan menumbuhkan potensi­potensi yang telah ada pada anak. Anak menjadi sumber kegiatan pengajaran, ia menjadi sumber kurikulum. Ada tiga pendekatan terhadap anak sebagai sumber kurikulum, yaitu kebutuhan siswa, perkembangan siswa, serta minat siswa. Jadi, ada pengembangan kurikulum bertolak dari kebutuhan-kebutuhan siswa, tingkat-tingkat perkembangan siswa, serta hal-hal yang diminati siswa.
Beberapa pengembang kurikulum mendasarkan penentuan kurikulum kepada pengalaman-pengalaman penyusunan kurikulum yang lalu. Pengalaman pengembangan kurikulum yang lalu menjadi sumber penyusunan kurikulum kemudian. Hal lain yang menjadi sumber penyusunan kurikulum adalah nilai-nilai. Beauchampmenegaskan bahwa nilai dapat merupakan sumber penentuan keputusan yang dinamis. Pertanyaan pertama yang muncul dalam kurikulum yang berdasarkan nilai adalah: Apakah yang harus diajarkan di sekolah? Ini merupakan pertanyaan tentang nilai. Nilai-nilai apakah yang harus diberikan dalam pelaksanaan kurikulum? Nilai-nilai apa yang digunakan sebagai kriteria penentuan kurikulum dan pelaksanaan kurikulum.
Terakhir yang menjadi sumber penentuan kurikulum adalah kekuasaan sosial-politik. Di Amerika Serikat pemegang kekuasaan sosial-politik yang menentukan kebijaksanaan dalam kurikulum adalah board of education yang mewakill negara bagian. Di Indonesia, pemegang kekuasaan sosial­politik dalam penentuan kurikulum adalah Menteri Pendidikan dan Kebudayaan yang dalam pelaksanaannya dilimpahkan kepada Dirjen Pendidikan Dasar dan Menengah serta Dirjen Pendidikan Tinggi bekerja sama dengan Balitbangdikbud. pada pendidikan dasar dan menengah, kekuasaan penyusunan kurikulum sepenuhnya ada pada pusat, sedangkan pada perguruan tinggi rektor diberi kekuasaan untuk menentukan kebijaksanaan-kebijaksanaan dalam penyusunan kurikulum.


2. Desain dan Rekayasa Kurikulum
Telah diutarakan sebelumnya bahwa ada dua subteori dari teori kuri­kulum, yaitu desain kurikulum (curriculum design) rekayasa kurikulum (curriculum engineering).Desain kurikulum merupakan suatu pengorganisasian tujuan, isi, serta proses belajar yang akan diikuti siswa pada berbagai tahap perkembangan pendidikan. Dalam desain kurikulum akan tergambar unsur-unsur dari kurikulum, hubungan antara satu unsur dengan unsur lainnya, prinsip­prinsip pengorganisasian, serta hal-hal yang diperlukan dalam pelaksa­naannya.
Dalam desain kurikulum, ada dua dimensi penting, yaitu:
(1) , unsur-unsur serta organisasi dari dokumen tertulis kurikulum,
(2) pengorganisasian dan bagian-bagian kurikulum terutama organisasi dan proses pengajaran.

Menurut Beauchamp,kurikulum mempunyai tiga karakteristik, yaitu:
(1) merupakan dokumen tertulis,
(2) garis-garis besar rumusan tujuan, berdasarkan garis-garis besar tujuan tersebut desain kurikulum disusun,
(3) atau materi ajar, dengan materi tersebut tujuan­tujuan kurikulum dapat dicapai.

Ada dua hal yang perlu ditambahkan dalam desain kurikulum:
 Ø  Pertama, ketentuan-ketentuan tentang bagaimana penggunaan kurikulum, serta bagaimana mengadakan penyemprunaan-penyempurnaan berdasar­kan masukan dari pengalaman.
 Ø  Kedua kurikulum itu dievaluasi, baik bentuk desainnya maupun sistem pelaksanaannya.
Rekayasa kurikulum berkenaan dengan bagaimana proses memfungsi­kan kurikulum di sekolah, upaya-upaya yang perlu dilakukan para pengelola kurikulum agar kurikulum dapat berfungsi sebaik-baiknya. pengelola kurikulum di sekolah terdiri atas para pengawas/penilik dan kepala sekolah, sedangkan pada tingkat pusat adalah Kepala Pusat Pengembangan Kurikulum Balitbang Dikbud dan para Kasubdit/Kepala Bagian Kurikulum di Direktorat. Dengan menerima pelimpahan wewenang dari Menteri atau Dirjen, para pejabat pusat tersebut merancang, mengembangkan, dan mengadakan penyempurnaan kurikulum. Juga mereka memberi tugas dan tanggung jawab menyusun dan mengembangkan berbagai bentuk pedoman dan petunjuk pelaksanaan kurikulum. Para pengelola di daerah dan sekolah berperan melaksanakan dan mengawasi pelaksanaan kurikulum.
Seluruh sistem rekayasa kurikulum menurut Beauchamp mencakup lima hal, yaitu:
(1) arena atau lingkup tempat dilaksanakannya berbagai proses rekayasa kurikulum,
(2) keterlibatan orang-orang dalam proses kurikulum,
(3) tugas-tugas dan prosedur perencanaan kurikulum,
(4) tugas-tugas dan prosedur implementasi kurikulum, dan
(5) tugas-tugas dan prosedur evaluasi kurikulum.

Dari semua uraian tentang hal-hal yang berkaitan dengan teori kurikulum, Beauchamp mengemukakan lima prinsip dalam pengembangan teori kurikulum, yaitu:
1. teori kurikulum harus dimulai dengan perumusan (definisi) tentang rangkaian kejadian yang dicakupnya.
2. teori kurikulum harus mempunyai kejelasan tentang nilai-nilai dan sumber-sumber pangkal tolaknya.
3. teori kurikulum perlu menjelaskan karakteristik dari desain kurikulumnya.
4. teori kurikulum harus menggambarkan proses-proses penentuan kurikulumnya serta interaksi di antara proses tersebut.
5. teori kurikulum hendaknya menyiapkan diri bagi proses penyempurnaannya.

BAB III. KESIMPULAN
ü    Inovasi yang terjadi pada kurikulum mengacu pada 3 hal utama yaitu :
a.    Penekanan pada isi kurikulum
b.    Penekanan pada situasi pendidikan
c.    Penekanan pada organisasi
ü    Dalam pandangan klasik, lebih menekankan kurikulum dipandang sebagai rencana pelajaran di suatu sekolah dan pelajaran-pelajaran dan materi apa yang harus ditempuh di sekolah. Atau sesuai dengan teori George A. Beauchamp(1986) mengemukakan bahwa : “ A Curriculun is a written document which may contain many ingredients, but basically it is a plan for the education of pupils during their enrollment in given school”.
ü    Dalam pandangan modern, pengertian kurikulum lebih dianggap sebagai suatu pengalaman atau sesuatu yang nyata terjadi dalam proses pendidikan, seperti dikemukakan oleh Caswel dan Campbell(1935) yang mengatakan bahwa kurikulum … to be composed of all the experiences children have under the guidance of teachers.
ü    Akibat begitu banyaknya teori dan konsep maka perlu dilakukan suatu  akomodasi penyatuan konsep terhadap kurikulum, Hamid Hasan (1988)mengemukakan bahwa konsep kurikulum dapat ditinjau dalam empat dimensi, yaitu:
1.    kurikulum sebagai suatu ide; yang dihasilkan melalui teori-teori dan penelitian, khususnya dalam bidang kurikulum dan pendidikan.
2.    kurikulum sebagai suatu rencana tertulis, sebagai perwujudan dari kurikulum sebagai suatu ide; yang didalamnya memuat tentang tujuan, bahan, kegiatan, alat-alat, dan waktu.
3.    kurikulum sebagai suatu kegiatan, yang merupakan pelaksanaan dari kurikulum sebagai suatu rencana tertulis; dalam bentuk praktek pembelajaran.
4.    kurikulum sebagai suatu hasil yang merupakan konsekwensi dari kurikulum sebagai suatu kegiatan, dalam bentuk ketercapaian tujuan kurikulum yakni tercapainya perubahan perilaku atau kemampuan tertentu dari para peserta didik.
ü    Sementara itu, Purwadi (2003)memilah pengertian kurikulum menjadi enam bagian : (1) kurikulum sebagai ide; (2) kurikulum formal berupa dokumen yang dijadikan sebagai pedoman dan panduan dalam melaksanakan kurikulum; (3) kurikulum menurut persepsi pengajar; (4) kurikulum operasional yang dilaksanakan atau dioprasional kan oleh pengajar di kelas; (5) kurikulum experience yakni kurikulum yang dialami oleh peserta didik; dan (6) kurikulum yang diperoleh dari penerapan kurikulum.
ü    Jadi berdasarkan seluruh teori filosofis, maka kurikulum sendiri dibagi menjadi 3 jenis konsep yaitu:
1.    Kurikulum dipandang sebagai suatu substansi
2.    Kurikulum dipandang sebagai system
3.    Kurikulum dipandang sebagai bidang studi.

BAB IV. DAFTAR PUSTAKA
 Sukmadinata, Nana S. (2008). Pengembangan Kurikulum teori dan praktek. Penerbit PT.Remaja Rosdakarya. Bandung.
http://www.vandha.co.id/wordpress.com/TeoriKonsepKurikulum
http://www.google.com/ DefenisiKonsepKurikulum 
Nana Syaodih Sukmadinata, (1988), Prinsip Dan Landasan Pengembangan Kurikulum,Jakarta, Depdikbud, P2LPTK.

 Sukmadinata, Nana S. (2008). Pengembangan Kurikulum teori dan praktek. Penerbit PT.Remaja Rosdakarya. Bandung.
 Zais, Robert S., (1976), Curriculum Principles and Foundation. New York, Harper & RowPublisher.

 Beauchamp, George A.(1975). Curriculum theory. Wilmette, Illinois: TheKAGG Press.

Prak.Mikrobiologi

STERILISASI

I. Dasar Teori
Dalam pekerjaan di bidang mikrobiologi, baik untuk praktikum maupun penelitian, bekerja steril merupakan syarat utama berhasil atau tidaknya pekerjaan kita. Sterilisasi adalah suatu cara untuk membebaskan sesuatu seperti misalnya alat-alat, bahan makanan, bahan/zat kimia dan lain-lain dari mikroorganisme, baik yang patogen maupun yang tidak patogen. Ada beberapa macam cara sterilisasi.

A. Sterilisasi Kering
I. Menggunakan Api
Api digunakan untuk sterilisasi peralatan seperti jarum inokulasi, gelas objek, pinset, tabung biakan, spatel dan sesudah dibersihkan peralatan tersebut harus didinginkan terlebih dahulu sebelum digunakan. Khusus untuk jarum inokulasi dan pinset, setelah dipijarkan atau dipanaskan di atas api, harus didinginkan, kemudian dibakar kembali untuk menghilangkan sisa alkohol.

II. Oven atau sterilisator Udara Panas
    Alat ini digunakan untuk sterilisasi peralatan gelas seperti :cawan petri, tabung biakan, pipet dan sebagainya. Untuk sterilisasi dengan cara ini digunakan suhu sekitar 1600 C selama kurang lebih 2 jam. Sebelum disterilkan cawan petri harus dibungkus terlebih dahulu dengan kertas (koran atau doorslag). Makin tebal kertas yang digunakan untuk membungkus, makin lama pula waktu sterilisasi yang diperlukan. Sebelum pipet disterilkan, ujung pipet yang akan dihisap harus disumbat terlebih dahulu dengan sedikit kapas selanjutnya pipet dibungkus dengan kertas. Tuliskan volume pipet kertas pembungkus, untuk mengetahui dengan cepat volume pipet bila diperlukan.
Sterilisasi menggunakan Oven
Botol-botol/tabung reaksi/erlenmeyer yang dipergunakan sebagai wadah, biasanya disterilkan dalam oven. Botol-botol yang sudah dicuci bersih, dimasukkan ke dalam oven dan dipanaskan selama 4 jam pada temperatur 160o C. Setelah disterilkan dapat langsung digunakan. Bila botol akan disimpan untuk beberapa lama, maka sewaktu sterilisasi, mulut botol harus ditutup dengan alumunium foil.

B. Sterilisasi Basah
I. Autoklaf
    Alat ini digunakan untuk sterilisasi medium. Proses sterilisasi yang dilakukan dalam keadaan tekanan tinggi dari uap air jenuh. Tekanan yang digunakan biasanya 15 Lbs(2 atm)pada suhu 1210 C selama 15-20 menit. Tekanan dan waktu yang diperlukan bisa dubah tergantung dari jenis bahan yang akan disterilisasi. Pressure cooker dapat digunakan sebagai pengganti autoklaf.
Autoklaf gas atau listrik portable pada umumnya mempergunakan sumber uap dari pemanasan air yang ditambahkan ke dalam autoklaf, sedangkan autoklaf besar pada laboratorium komersil pada umumnya menggunakan uap dari boiler sentral.
Bagian-bagian autoklaf :
1.      Panci luar.
2.      Panci dalam tempat meletakkan botol dengan alur tempat saluran uap.
3.      Tutup beserta penunjuk tekanan dan saluran uap.
4.      Katup pengeluaran uap.
5.      Pengunci atau klem.
Berikut adalah beberapa teknik sterilisasi menggunakan Autoklaf  :
Sterilisasi Media Menggunakan  Autoklaf Portable (Pemanasan menggunakan api)
1.      Isi panci luar dengan air, kalau dapat dengan aquadest untuk menghindarkan pengendapan Ca yang biasa terdapat pada air ledeng, sebanyak 1 liter untuk autoklaf  kecil, dan 1.5 liter untuk autoklaf besar.
2.      Botol-botol media yang akan disterilkan, dimasukkan ke dalam panel-dalam. Susun botol-botol tersebut hingga mencapai permukaan panel.
3.      Atur posisi panci dengan memperhatikan alur tempat saluran uap yang terdapat pada tutup dan lingkaran permukaan panci-luar .
4.    Tutup dengan erat. (kencangkan pengunci tanpa menggunakan alat)
5.    Biarkan katup pengeluaran uap dalam keadaan terbuka.          
6.    Letakkan autoklaf di atas kompor gas atau pembakar Bunsen.
7.    Panaskan sampai air dalam autoklaf mendidih dan uap mulai keluar dari katup pengeluaran uap.
8.    Biarkan uap keluar selama 5 menit (minimum), untuk mengeluarkan udara mengeluarkan udara yang terperangkap dalam autoclave.
9.       Tutup katup pengeluaran uap.
10.   Amati kenaikan temperature dan tekanan.
11.   Setelah tekanan mencapai 15 psi, api kompor dikecilkan.
12.   Jaga keadaan tekanan 15 psi ini dengan mengatur besar kecilnya api kompor secara manual. Selama sterilisasi, jangan meninggalkan autoklaf dan mengerjakan hal lain diruang lain, karena tekanan dapat meningkat sampai melewati batas. Keadaan ini berbahaya dan dapat menyebabkan kerusakan alat.
13.   Setelah waktu sterilisasi tercapai, matikan api kompor.
14.   Uap dikeluarkan sedikit-sedikit dengan mengatur katup pengeluaran uap (buka sedikit-sedikit). Jangan sekali-kali membuka katup dan membiarkan uap keluar sekaligus. Keadaan ini menyebabkan media atau air bubble up
15.   Setelah tekanan turun sampai 0, buka pengunci dan keluarkan panci yang berisi media.
Sterilisasi Aquadest dan Media Menggunakan Autoklaf Listrik (Digital Atau Non Digital)
Dalam sterilisasi aquadest, lebih efektif bila digunakan wadah yang mempunyai volume antara 300 – 500 ml. Isi wadah tersebut sampai 80% volume, dan tutup dengan kertas, serta kencangkan dengan karet gelang.
Media disterilkan dalam autoklaf. Untuk aquadest sebaiknya dimasukkan dalam wadah kecil misalnya erlemeyer 250 ml dengan isi maksimum 100 ml, agar sterilisasi lebih efektif. Waktu sterilisasi sama dengan waktu untuk sterilisasi alat-alat waktu 30 menit pada tekanan 15 psi. atau 1 atm. Untuk media kultur yang tidak mengandung bahan-bahan yang Heat-labile, sterilisasi dilakukan dengan autoklaf pada temperatur 121oC, tekanan antara 15 psi atau 1 atm dengan waktu antara 20-25 menit tergantung dari volume wadah dan volume media. Untuk 15-50 ml media dalam tabung reaksi atau botol kecil berukuran 50-100 ml, sterilisasi dilakukan pada tekanan 15 psi dengan waktu 20 menit. Untuk 20 botol volume 1 liter  membutuhkan waktu yang lebih lama yaitu 34 menit, 10 botol volume 2 liter memerlukan waktu 37 menit, 5 botol 4 liter waktu yang digunakan 52 menit. Dengan waktu yang lebih lama. Dalam sterilisasi aquadest dan media, setelah waktu sterilisasi yang diinginkan sudah tercapai, autoklaf tidak boleh diturunkan tekanannya secara mendadak. Bila tekanan diturunkan mendadak, cairan didalamnya mendidih dan meluap (bubbled up).Untuk bahan-bahan yang heat-labile dalam bentuk larutan, sterilisasi dilakukan dengan menyaring larutan melalui filter yang mempunyai ukuran pori 0.20-0.22 um. Diameter filter yang bermacam-macam tergantung dari volume larutan yang ingin disterilkan. Untuk volume larutan 10 ml, dipergunakan filter yang dipasang di ujung jarum suntik. Bahan yang heat labile antara lain : GA3, Thiamin-HCL, Ca-panthothenate, Antibiotik: carbenocilin.
Sterilisasi Peralatan Kultur
1.      Botol bersih diberi beberapa tetes aquadest dan tutup dengan kertas atau aluminium foil (jangan terlalu kencang bila menggunakan al-foil). Untuk botol-botol yang mempunyai tutup yang autoclaveable, jangan tutup terlalu kencang, karena selama pemanasan terjadi pemuaian.
2.      Alat-alat yang perlu disterilkan sebelum penanaman adalah: pinset, gunting, gagang skalpel, kertas saring, petri-dish, botol-botol kosong, jarum dan pipet.
3.      Alat-alat dan kertas saring dibungkus rapi dengan kertas tebal atau ditaruh dalam baki stainless steel dan bakinya dibungkus dengan kain tebal sebelum dimasukkan dalam autoklaf. Alumunium foil tidak direkomendasikan sebagai pembungkus, karena uap tidak dapat masuk ke dalam bungkusan. Alat-alat sektio seperti pinset, gunting, gagang skalpel, dan jarum, dibungkus dengan kertas kopi atau kertas merang. Hindarkan penggunaan Al-foil karena uap sukar masuk kedalam bungkusan sehingga sterilisasi kurang efektif.
4.      Petri-dish akan disterilkan, juga dibungkus dengan kertas kopi atau kertas merang.
5.      Temperatur yang digunakan untuk sterilisasi botol kultur kosong dan alat-alat yang akan digunakan untuk menanam eksplan, adalah 121o C pada tekanan 15 psi (pound per square inch) atau 1 atm selama 30-60 menit. Penghitungan waktu sterilisasi dimulai setelah  tekanan dan temperatur  yang diinginkan tercapai.
Alat-alat yang dipakai ketika penanaman, harus dalam keadaan steril. Alat-alat logam dan gelas dapat disterilkan dalam autoklaf. Alat tanam seperti: pinset dan gunting dapat juga disterilkan dengan pembakaran atau dengan pemanasan dalam bacticinerator. Khusus untuk skalpel, gagangnya dapat disterilkan dengan pemanasan, namun mata pisaunya (blade) dapat menjadi tumpul bila dipanaskan dalam temperature tinggi. Oleh karena itu untuk mata pisaunya dianjurkan cara sterilisasi dengan pencelupan dalam alkohol atau larutan kaporit.
II. Tyndalisasi
    Sterilisasi ini dilakukan pada suhu 1000 C dan harus dilindungi 3 kali berturut-turut dengan selang waktu satu hari. Cara ini juga disebut sebagai sterilisasi diskontiniu atau sterilisasi bertahap, dandang dapat digunakan sebagai pengganti autoklaf.

III. Penyaringan
    Cara ini diperlukan jika bahan yang akan disteril berupa larutan yang bersifat termolabil, yang akan rusak atau terurai pada suhu tinggi, contoh : antibiotik, asam amino, vitamin, senyawa gula, dan lain-lain. Untuk sterilisasi larutan-larutan tersebut dilakukan penyaringan dengan menggunakan filter yang mempunyai pori-pori sangat halus. Pompa vakum digunakan untuk menyedot sehingga larutan akan melewati filter dengan lancar. Ada beberapa macam filter yang biasa dipakai antara lain :
a.    Filter chamberland-pasteur
Filter ini berbentuk seperti lilin yang terbuat dari porselen yang berpori-pori halus
b.    Filter gelas
Filter ini berupa piringan yang terdiri dari butiran gelas yang pori-porinya sangat halus.
c.    Filter seitz
Lembaran filter ini terbuat dari asbes dengan ukuran pori tertentu. Filter ini diletakkan dalam bejana anti karat. Seluruh filter yaitu bejana anti karat dan labu isap harus disterilkan terlebih dahulu sebelum digunakan.
Macam-macam sterilisasi
Pada prinsipnya sterilisasi dapat dilakukan dengan 3 cara yaitu secara mekanik, fisik dan kimiawi.
1. Sterilisai secara mekanik (filtrasi) menggunakan suatu saringan yang berpori sangat kecil (0.22 mikron atau 0.45 mikron) sehingga mikroba tertahan pada saringan tersebut. Proses ini ditujukan untuk sterilisasi bahan yang peka panas, misal nya larutan enzim dan antibiotik.
2. Sterilisasi secara fisik dapat dilakukan dengan pemanasan & penyinaran.
· Pemanasan
a. Pemijaran (dengan api langsung): membakar alat pada api secara langsung, contoh alat : jarum inokulum, pinset, batang L, dll.
b. Panas kering: sterilisasi dengan oven kira-kira 60-1800C. Sterilisasi panas kering cocok untuk alat yang terbuat dari kaca misalnya erlenmeyer, tabung reaksi dll.
c. Uap air panas: konsep ini mirip dengan mengukus. Bahan yang mengandung air lebih tepat menggungakan metode ini supaya tidak terjadi dehidrasi.
d. Uap air panas bertekanan : menggunalkan autoklaf
· Penyinaran dengan UV
Sinar Ultra Violet juga dapat digunakan untuk proses sterilisasi, misalnya untuk membunuh mikroba yang menempel pada permukaan interior Safety Cabinet dengan disinari lampu UV
3. Sterilisaisi secara kimiawi biasanya menggunakan senyawa desinfektan antara lain alkohol.
I. MENSTERILISASI MEDIA DAN ALAT DENGAN MENGGUNAKAN AUTOKLAF

Tujuan        :
1. Mensterilisasi media dan alat praktikum
2. Mengetahui teknik penggunaan Autoklaf

Alat dan Bahan     :
1. Autoklaf
2. Kaldu Nutrisi Agar
3. Alat-alat yang akan disterilisasi untuk praktikum selanjutnya (Pewarnaan Bakteri)

Prosedur Kerja     :
1. Isilah autoklaf dengan air leding setinggi batas sarangan(batas tinggi kapasitas air)
2. Oleskan vaselin dengan tipis dan merata pada tepi autoklaf dengan  tempat dan tutupnya.
3. Masukkan semua bahan dan alat yang akan disterilisasikan kedalam autoklaf tersebut. Kencangkan kunci penutup, Ikuti instruksi dosen atau asisten praktikum.
4. Aturlah posisi katup uap air pada tutup autoklaf sehingga posisinya tegak (dalam keadaan terkunci).
5. Hubungkan autoklaf kesumber arus listrik dan hidupkan (posisi “ON”)
6. Setelah uap air keluar dari katup/klep lalu lipatlah katup tersebut dalam posisi mendatar (untuk menutup klep).
7. Tunggulah sampai jarum penunjuk bergerak menuju angka yang lebih besar karena suhu dan tekanan dalam autoclave akan naik.
8. Bila jarum manometer telah menunjukkan angka 1210C /15 lbs maka pertahankan kedudukan ini sampai 15 menit.
9. Matikan arus listrik dan biarkan manometer kembali menuju angka nol
10.Tegakkan posisi katup uap air sehingga uap air keluar dan bukalah tutup autoklaf kemudian keluarkanlah alat dan bahan yang telah disterilisasi.
11.Letakkan bahan dan alat diatas baki, buat agar miring dalam posisi miring 60 derajat.




II. MEMBUAT MEDIA PERTUMBUHAN MIKROBA

Teori    dasar     :
    Mikroorganisme dapat ditumbuhkan dan dikembangbiakan pada suatu substrat yang dinamakan medium. Medium untuk pertumbuhan mikroba ini memenuhi persyaratan nutrien yang dibutuhkan mikroba tersebut. Kebutuhan dasar mikroba antara lain : air, karbon, energi, mineral, dan faktor tumbuh.
    Media terdiri dari 3 macam bentuknya, yaitu : medium cairan, padatan, dan semisolid. Perbedaan ini disebabkan oleh ada tidaknya bahan pemadatan. Bahan pemadatan dapat berupa amilum, gelatin, selulosa, dan agar-agar. Agar-agar adalah media yang paling umum digunakan. Medium cairan tidak menggunakan bahan pemadat sedangkan medium padatan dan semisolid menggunakan bahan pemadat.
    Berdasarkan fungsinya media dapat dibedakan atas medium umum, selektif, dan differensial. Berdasarkan komposisi kimianya dikenal medium alami, medium semisintetis, dan medium sintetis.

    Pengertian Media
Media adalah pembenihan substrat atau dasar makanan untuk menumbuhkan dan membiakkan suatu mikroorganisme. Media yang baik bagi pemeliharaan mikroorganisme ialah yang mengandung unsure-unsur makanan yang diperlukan, dapat berupa garam-garam anorganik seperti protein, peptone, asam-asam amino dan vitamin-vitamin. Bahan-bahan makanan yang disediakan untuk menumbuhkan mikroorganisme disebut kultur media. Sedangkan mikroorganisme yang tumbuh dan berkembang biak pada suatu kultur media disebut kultur.

    Fungsi Media
Media dapat berfungsi untuk membiakkan, mengasingkan dan meyimpan mikroorganisme dalam waktu yang lama di laboratorium. Media juga dapat berfungsi untuk mempelajari sifat-sifat koloni/pertumbuhan, sifat-sifat biokimiawi mikroorganisme. Selain itu dalam laboratorium mikrobiologi kedokteran dapat berfungsi untuk pembuatan antigen, toksin dan untuk pasasi kuman dengan tujuan perubahan virulensi dan lain-lain.

   

Syarat-syarat membuat media
Syarat-syarat yang perlu diperhatikan dalam membuat media adalah :
1.    Media harus mengandung semua unsur makanan yang diperlukan untuk pertumbuhan dan perkembangbiakan mikroorganisme.
2.    Media harus mempunyai tekanan osmosa, tegangan permukaan, dan pH yang sesuai dengan kebutuhan mikroorganisme.
3.    Media harus dalam keadaan steril sebelum ditanami mikroorganisme yang dimaksud, jadi tidak ditumbuhi oleh mikroorganisme yang lain yang tidak diharapkan

Komposisi Media
Di Laboratorium mikrobiologi, untuk pekerjaan rutin biasanya dibuatkan media standar yang terdiri dari : kaldu, pepton, karbohidrat. Jika diperlukan media padat, dapat ditambahkan agar. Media standar ini disediakan untuk mempermudah macam-macam media yang dikehendaki sesuai dengan tujuannya. Misalnya membuat media agar miring, untuk membiakkan mikroorganisme, media agar darah untuk membiakkan kuman yang memerlukan darah, media agar dam lempeng, untuk melihat hemolisis dan lain-lain.
    Pada hakekatnya komposisi media yang baik adalah sesuai dengan kebutuhan mikroorganisme seperti pada habitat aslinya (kondisi alamiah). Oleh karena itu, jika ingin membiakkan mikroorganisme yang dapat hidup di usus manusia misalnya, maka harus menggunakan media tertentu yang dapat hidup diusus manusia misalnya, maka harus menggunakan media tertentu yang dilakukan dengan bermacam-macam media diperkaya, media selektif , dan media differensial. Sedangkan pengereman (inkubasi) media harus dilakukan pada suhu 370 C, yaitu suhu yang sesuai dengan tubuh manusia.
    Dewasa ini untuk keperluan penelitian maupun pekerjaan di laboratorium banyak dipermudah dengan adanya bermacam-macam media yang tersedia dalam bentuk serbuk kering. Serbuk kering ini sudah siap dipakai.artinya tidak perlu lagi menentukan pH nya, sebab hal ini sudah dilakukan terlebih dahulu pada pembuatan serbuk. Sehingga untuk menyiapkan media cukup mengikuti aturan pakai yang dituliskan pada tabel. Misalnya sekian gram serbuk kering dilarutkan dalam sekian liter mililiter air suling, kemudian disterilkan.

Tujuan
1.    Membuat media Kaldu Nutrisi Agar
2.    Membuat media Toge Agar

Alat dan Bahan
1.    Timbangan
2.    Kaca Arloji
3.    Sendok
4.    Gelas Ukur
5.    Beaker Glass
6.    Tabung Reaksi
7.    Batang Pengaduk
8.    pH Indikator
9.    Corong
10.    Kertas saring
11.    Kapas
12.    Pembakar
13.    Autoclave
14.    Cawan Petri
15.    Baki atau nampan
16.    Daging Lembu ½ kg
17.    Toge
18.    Agar Powder
19.    Vaselin
20.    Aquades
21.    Bacto Pepton
22.    Lisol
23.    Sukrosa

Prosedur
A.    Kaldu Nutrisi Agar
1.    Buatlah ekstrak daging lembu (daging 0,5 kg direbus dalam air 1 liter hingga volume air menjadi ½ nya atau selama 1-2 jam)
2.    Saringlah ekstrak daging dengan kertas saring, kemudian tambahkan aquades hingga volume menjadi 1 liter
3.    Masukkan bacto pepton 5 gram dan agar powder 15 gram
4.    Panaskan suspensi tersebut sehingga mendidih selama 20 menit
5.    Ukur pH, usahakan pH menjadi 6,8-7,3
6.    Tuangkan kedalam tabung reaksi : 10 ml untuk agar tegak dan 5 ml untuk agar miring
7.    Tutup semua tabung dengan kapas sebaik mungkin
8.    Siap untuk disetrilisasi.
B.    Kaldu Toge Agar
1.    Buatlah ekstrak toge (dari 100gr toge digerus atau dihaluskan dan diambil airnya)
2.    Saring ekstrak toge tersebut dengan kertas saring dan tambahkan aquades sehingga volume menjadi 1 liter
3.    Tambahkan sukrosa 60 gr dan agar powder 15 gr
4.    Panaskan suspensi tersebut sampai mendidih selama 20 menit .
5.    Masukkan kedalam tabung reaksi sebanyak 10ml untuk agar tegak dan 5 ml untuk agar miring.
6.    Tutup dengan kapas sebaik mungkin
7.    Siap untuk disterilisasi.
III. PENGAMATAN KOLONI BAKTERI DAN JAMUR

Teori Dasar        :
    Disekitar kita mikroorganisme mudah dijumpai, seperti diudara, diantara helaian rambut, disela-sela gigi, dijari tangan, dalam usus besar, dipermukaan kulit, dalam makanan dan kemungkinan dalam minuman manusia. Untuk mempelajari koloni serta sifat bakteri dan jamur kita perlu menumbuhkannya pada medium.

Tujuan         :
1.    Mempelajari morfologi koloni bakteri
2.    Mempelajari morfologi koloni jamur

Alat dan Bahan    :
1.    Lampu bunsen/spiritus
2.    Korek api
3.    Jarum inokulasi
4.    Petridish yang sudah disterilkan
5.    Medium Kaldu Nutrisi agar
6.    Medium toge agar
7.    Cotton bud(pembersih telinga)

Prosedur Kerja    :
1.    Panaskan air dalam beaker glass sehingga mencapai suhu 45-500 C
2.    Masukkan tabung reaksi yang berisi medium (khusus untuk medium tegak) kedalam beaker glass supaya medium cair
3.    Biarkan 5 menit kemudian tuangkan kedalam petridish
4.    Beri label, nama kelompok dan nama medium
5.    Lakukan perlakuan sebagai berikut:
-    Membiarkan cawan petri yang berisi medium kaldu nutrisi agar dalam keadaan terbuka selama 20 menit dan toge agar selama 1 jam. Segera tutup kembali
-    Mengucapkan kata-kata dengan jarak 5-10cm dekat medium yang terbuka selama 3 menit, segera tutup kembali.
6.    Semua lempeng agar tersebut diinkubasi pada suhu kamar selama 2 - 3x24 jam, amati setiap koloni mikroba yang tumbuh setiap hari.
7.    Lakukan pengamatan morfologi koloni bakteri yang meliputi:
-    Warna
-    Bentuk koloni
-    Ukuran diameter koloni
-    Mengkilat atau suram
8.    Hitunglah jumlah dan macam koloni bakteri dan jamur yang tumbuh pada medium
9.    Buatlah label pengamatan

Pertanyaan dan Tugas
Perbedaan apa yang terlihat pada koloni bakteri dan jamur?

IV. PEWARNAAN BAKTERI

Teori Dasar         :
    Sifat sel bakteri transparan dan tidak berwarna. Ukuranya sangat kecil. Untuk mengamati sel dengan mudah dilakukan metode pewarnaan. Dengan metode pewarnaan dapat dilakukan penentuan jenis mikroba dan identifikasi.
    Pewarnaan bakteri bermacam-macam yang akan dipraktikumkan, antara lain Pewarnaan Sederhana, Pewarnaan Negatif, Pewarnaan Gram, Pewarnaan Endospora, dan Pewarnaan Kapsula.
    Pewarnaan sederhana hanya menggunakan satu jenis zat warna untuk mewarnai mikroorganisme. Kebanyakan bakteri mudah bereaksi dengan pewarnaan sederhana karena sitoplasmanya bersifat Basofilik (suka akan basa). Zat warna yang digunakan untuk pewarnaan sederhana umumnya bersifat alkalin. Dengan pewarnaan sederhana dapat mengetahui bentuk dan rangkaian sel-sel bakteri.
    Pewarnaan basa yang biasa digunakan untuk pewarnaan sederhana adalah Metilen blue, kristal violet, dan karbol fuchsin. Lamanya ketiga zat warna tersebut menutupi sediaan mikroskopik berbeda-beda. Metilen blue memerlukan 1-2 menit, kristal violet memerlukan 2-60 detik dan karbolfuchsin 15-30 detik.
    Pewarnaan negatif tidak mewarnai mikroorganisme nya tetapi mewarnai latar belakangnya sehingga menjadi hitam gelap. Pewarnaan negatif menggunakan pewarna asam seperti eosin atau nigrosin. Hasil pewarnaan negatif mikroorganisme menjadi kelihatan transparan dan tampak jelas diantara medan pandang yang gelap karena pewarna-pewarna tersebut tidak menembus mikroorganisme. Dengan pewarnaan ini akan dapat dilihat bentuk dan susunan sel-sel bakteri.
    Pewarnaan gram banyak dilakukan untuk mengidentifikasi bakteri terutama berkaitan dengan  kesehatan. Hasil pewarnaan gram ini ada dua macam, yaitu yang berwarna ungu dinamakan gram positif dan warna merah disebut gram negatif. Bakteri gram negatif umumnya dapat menyebabkan penyakit.
    Pewarnaan gram ini prinsipnya adalah kemampuan dinding  sel bakteri mengikat zat warna dasar (kristal violet) setelah pencucian alkohol 96%. Hal ini berhubungan dengan komposisi senyawa penyusun dinding sel, dimana pada bakteri gram positif lebih banyak mengandung peptidoglikan dan mengandung lemak lebih sedikit daripada bakteri gram negatif.
    Pewarnaan gram menggunakan 4 macam reagen yang berbeda dan melalui 4 tahap kerja;
Yaitu:
1. Pemberian warna dasar kristal violet sehingga semua sel akan berwarna ungu.
2. Warna dasar diikat reagen iodine atau lugol  (sebagai pewarna penguat), akan terbentuk kompleks kristal violet-iodine (KV-I) yang sukar larut dan semua sel akan berwarna ungu kehitaman. Pada bakteri gram positif komplek KV-I akan berikatan dengan magnesium ribonucleid-acid komponen dinding sel membentuk  kompleks Magnesium-ribonucleic kristal violet iodine (kompleks MG-RNA-KV-I) yang tidak larut dalam alkohol. Pada bakteri gram positif kandungan lemaknya sedikit, pada waktu pencucian dengan alkoho, lemak akan larut dan membentuk pori yang kecil yang kemudian tertutup oleh protein yang terhidrasi alkohol, sehingga pori tertutup. Akibatnya komplek MG-RNA-KV-I tetap dalam dinding sel. Lemak dalam dinding sel bakteri gram negatif banyak sehingga waktu pelarutan dengan alkohol menghasilkan pori yang besar dan tidak dapat tertutup protein yang terhidrasi. Akibatnya alkohol mencuci semua kompleks MG-RNA-KV-I dan sel kehilangan warna.
3. Safranin sebagai zat warna lawan digunakan untuk menggantikan warna dasar yang telah hilang tercuci alkohol. Bakteri gram negatif akan terwarnai sedangkan gram positif tidak.
4. Alkohol 96% sebagai senyawa dekolorisasi akan melarutkan lemak. Pada bakteri gram positif kandungan lemaknya sedikit, pada waktu pencucian dengan alkohol, lemak akan larut dan membentuk pori yang kecil yang kemudian tertutup oleh protein yang terhidrasi alkohol, sehingga pori tertutup. Akibatnya komplek MG-RNA-KV-I tetap dalam dinding sel. Lemak dalam dinding sel bakteri gram negatif banyak sehingga waktu dalam pelarutan dengan alkohol menghasilkan pori yang besar dan tidak dapat tertutup oleh pori yang terhidrasi. Akibatnya alkohol mencuci semua kompleks MG-RNA-KV-I dan sel kehilangan warna.

Bakteri jenis tertentu memiliki kemampuan untuk membentuk endospora, seperti Clostridium , Desulfumoculatum (bakteri anaerob) dan Bacillus(bakteri aerob). Untuk mengamati ada tidaknya spora digunakan pewarnaan endospora. Dimana pewarnaan endospora ini menggunakan dua macam reagen yaitu :
1. Malakit hijau
    Sebagai pewarna dasar yang akan mewarnai spora melalui proses pemanasan. Baik dinding sel maupun endospora akan terwarnai oleh malakit hijau. Larutan pencuci warna dasar menggunakan air. Pewarna yang ada pada dinding sel akan tercuci, sedangkan warna yang diikat oleh endospora akan tetap karena tidak tercuci oleh air. Setelah pencucian, sel tidak berwarna dan endospora berwarna hijau.
2. Safranin
    Sebagai zat warna lawan yang akan mewarnai sel vegetatif yang tidak berwarna akibat pencucian. Sel vegetatif akan terlihat berwarna merah sedangkan endospora tetap berwarna hijau.
    Kapsul dalam lapisan lendir yang terdapat disekeliling sel yang disekresikan oleh sel untuk melindungi dinding sel. Pewarnaan kapsula harus lebih berhati-hati karena kapsul mudah larut dalam air dan dapat berubah tempat dan dapat tercuci waktu proses pencucian. Fiksasi tidak boleh dipanaskan karena dengan pemanasan sel akan mengkerut, sehingga akan terdapat bagian yang kosong antara kapsul dan sel yang mengakibatkan pengamatan menjadi keliru.
Pewarnaan Kapsula menggunakan dua reagen sebagai berikut:
a.    Kristal violet 1% sebagai pewarna dasar yang akan mewarnai kapsul dan dinding sel.
b.    Tembaga sulfat (CUSO4.5H2O) 20% sebagai reagen pencuci warna dasar (dekolorisasi) dan sekaligus menjadi pewarna lawan karena warna dari reagen pencuci akan meresap dan diikat oleh kapsul pada saat warna dasar habis tercuci, sehingga kapsul akan berwarna biru muda dan sel akan berwarna violet. Digunakan CUSO4 sebagai pencuci karena kapsul mudah larut dalam air.
Tujuan        :
1.    Membuat pewarnaan sederhana
2.    Membuat pewarnaan negatif
3.    Membuat pewarnaan Gram
4.    Membuat pewarnaan Endospora
5.    Membuat pewarnaan Kapsula




Alat dan Bahan        :
1.    Mikroskop
2.    Kaca Penutup
3.    Jarum Inokulasi
4.    Kertas Isap
5.    Kaca Benda
6.    Lampu Spiritus
7.    Botol semprot
8.    Biakan murni bakteri
9.    Minyak Imersi
10.    Eosin
11.    Larutan Iodium
12.    Malakit Hijau
13.    (CUSO4.5H2O) 20%
14.    Metilen Blue
15.    Nigrosin
16.    Kristal Violet
17.    Alkohol 96%
18.    Safranin
19.    Xilol

Prosedur
a.    Pewarnaan Sederhana
1.    Keringkan kaca benda dan secara aseptik letakkan inokulum dengan menggunakan jarum inokulasi.
2.    Tuangi sediaan tersebut dengan metilen blue sehingga seluruh permukaan sediaan.
3.    Biarkan selama 1-3 menit
4.    Bilaslah sediaan dengan air dengan menggunakan botol semprot. Air yang dialirkan tidak boleh mengenai sediaan secara langsung.
5.    Keringkan di udara atau dengan menggunakan kertas isap dengan cara menyelipkan sediaan diantara dua kertas isap.
6.    Amati sediaan dibawah mikroskop dengan menggunakan perbesaran kecil sampai ke perbesaran kuat. Gunakan minyak imersi
7.    Setelah diamati bersihkan kedua lensa objektif dengan menggunakan kapas yang telah dibasahi xylol agar minyak imersi terhapus.
8.    Gambarkanlah hasil pengamatan anda dengan membuat keteranganya misalnya: mikroorganisme ? bentuks sel ? rangkaian sel? Dan warna sel?
b.    Pewarnaan Negatif
1.    Ambil 2 buah kaca benda yang telah dibersihkan
2.    Dengan cara aseptik letakkan inokulum yang akan diperiksa diatas kaca benda pada bagian tengah
3.    Teteskan setetes nigrosin dekat ujung salah satu kaca benda tersebut.
4.    Letakkan kaca benda yang lain dengan membentuk sudut 450 terhadap kaca benda yang telah mengandung suspensi zat warna.
5.    Doronglah kaca benda kedua tersebut ke salah satu ujung yang lain sehingga suspensi merata pada kaca benda.
6.    Biarkan kering di udara dan jangan panaskan
7.    Amati dibawah mikroskop. Tetesi minyak imersi. Pilih bagian olesan yang dengan jelas memperlihatkan sel-sel yang transparan dengan latar belakang gelap.
8.    Gambarkan hasil pengamatan dengan membuat keterangan dari mikroorganisme ? bentuk sel? Rangkaian sel? Dan warna sel?
c.    Pewarnaan gram
1.    Ambillah kaca benda bersih dan bebas lemak
2.    Secara aseptik, letakkan inokulum diatas kaca benda tersebut
3.    Tetesi sediaan tersebut dengan larutan kristal violet, biarkan selama 1 menit
4.    Bilaslah dengan air mengalir dengan menggunakan botol semprot
5.    Tuangilah sediaan dengan larutan iodium, biarkan selama 1 menit
6.    Bilaslah dengan air mengalir dengan botol semprot
7.    Tuangilah alkohol  95% setetes demi setetes hingga kristal violet hilang
8.    Bilaslah dengan air mengalir dengan botol semprot
9.    Tuangilah sediaan dengan safranin biarkan 45 detik
10.    Bilaslah dengan air menggunakan botol semprot
11.    Keringkanlah sediaan dengan kertas isap secara hati-hati
12.    Amati dibawah mikroskop beri minyak imersi
Hasil pewarnaan : Berwarna ungu = gram positif
              Berwarna merah = Gram negatif
13.    Buatlah hasil pengamatan, dan keterangan mikroorganisme ? bentuk sel ? rangkaian sel? Warna sel? gram?
d.    Pewarnaan Endospora
1.    Buatlah sediaan bakteri pada kaca benda
2.    Balut dengan kertas hisap dua lapis
3.    Tuangi dengan malakit hijau diatas penangas air selama 3 menit. Perhatikan sediaan jangan sampai kering. Jadi selalu ditetesi dengan malakit hijau.
4.    Pindahkan sediaan dari penangas air, dinginkan dan tetesi dengan air mengalir dengan memakai botol semprot.
5.    Tuangi dengan larutan safranin biarkan selama 30 detik
6.    Bilas dengan air mengalir dengan botol semprot
7.    Keringkan dengan kertas isap
8.    Amati dibawah mikroskop. Gunakan minyak imersi
9.    Gambarkan hasil pengamatan dan buat keterangannya, warna endospora? Warna sel vegetatif? Letak sel endospora?
e.    Pewarnaan Kapsula
1.    Buatlah sediaan diatas kaca benda secara aseptik
2.    Tetesi dengan larutan kristal violet biarkan selama 5 menit
3.    Cuci dengan larutan (CUSO4.5H2O) 20%
4.    Keringkan dengan kertas isap
5.    Amati dibawah mikroskop. Gunakan minyak imersi
6.    Gambarkan hasil pengamatan dan buat keterangannya, warna kapsul? Warna sel?
Diskusi
1.    Metode pewarnaan apa yang tepat untuk menentukan bentuk dan susunan sel bakteri . jelaskan
2.    Mengapa pada pewarnaan Gram terjadi warna ungu untuk gram positif dan warna merah untuk gram negati?
3.    Mengapa pada pewarnaan endospora melalui proses pemanasan ?
4.    Mengapa pada pewarnaan kapsula tidak boleh dilakukan fiksasi panas?

Berikut adalah gambaran teknik ”memindahkan biakan dari cawan” yang benar:



















V. PEMBUATAN NATA DE COCO

Teori     Dasar    :
Umumnya air kelapa dibuang begitu saja oleh sebagian besar masyarakat. Pembuangan dalam jumlah besar tentu saja dapat menimbulkan pencemaran lingkungan terutama yang berhubungan dengan kesuburan tanah.
Di Negara Philipina, air kelapa telah berhasil diolah menjadi suatu produk komersial yang sangat popular dinamakan “Nata De Coco”. Di Indonesia produk ini mulai beredar tahun 1981, terutama dikota-kota besar seperti Jakarta, Surabaya, Medan dan Bandung. Sekarang ini produk Nata De Coco digemari oleh masyarakat Indonesia.
Nata De Coco merupakan jenis makanan hasil fermentasi oleh bakteri Acetobacter xylinum. Makanan ini berbentuk padat, kokoh, kuat kenyal putih transparan dan rasanya mirip kolang-kaling. Produk ini banyak digunakan sebagai pencampur es krim, cocktail buah, sirup dan makanan ringan lainnya.
Nilai gizi makanan ini sebenarnya sangat rendah sekali. Kandungan terbesarnya adalah air sebesar 98%. Oleh sebab itu dapat digunakan sebagai sumber makanan rendah energy untuk keperluan diet.Namun Nata De Coco ini mengandung serat yang sangat dibutuhkan tubuh untuk proses fisiologis. Ada pendapat mengatakan bahwa makanan ini dapat membantu penderita diabetes dan memperlancar proses pencernaan dalam tubuh.

Tujuan        :
1. Mengetahui Pembuatan nata de coco
2. Mengolah air kelapa menjadi nata de coco

Alat dan Bahan    :
Bahan                         Alat    
1. Air Kelapa         = 500 ml            1. Kompor
2. Gula Pasir        = 5 gr                2. Panci
3. ZA             = 2,5 gr            3. Pengaduk
4. Asam cuka         = 5 ml                4. Wadah (Tupperware) panjang
5. Starter         = 50 ml            5. Kain serbet
                            6. Pisau



Prosedur Kerja         :
1.    Air Kelapa direbus, ditambahkan gula pasir dan ZA biarkan mendidih.
2.    Setelah mendidih, tambahkan cuka, lalu angkat.
3.    Masukkan selagi panas kedalam wadah , dan ditutup
4.    Biarkan 1-2 jam sampai dingin atau berkisar hangat kuku (sambil dikipas-kipas) biar cepat dingin.
5.    Tambahkan starter, wadah ditutup dan dibungkus rapat.
6.    Fermentasi selama 1 minggu (7hari) dalam tempat yang gelap(sedikit cahaya matahari) dan dalam suhu kamar.
7.    Lapisan Nata yang telah terbentuk dipanen dengan hati-hati lalu dibilas dengan air sampai bersih.
8.    Potong Nata kecil-kecil seperti kubus.
9.    Tiriskan kemudian rendam dalam air selama 2-3 hari untuk menghilangkan asamnya. Setiap hari air rendaman diganti dengan air rendaman baru.
10.    Bila pada hari ke 3, Nata masih terasa asam, panaskan selama 10 menit lalu tiriskan.
11.    Agar Nata menjadi manis, rendamlah potongan Nata tadi dalam larutan gula. Rebus Nata tersebut bersama larutan gula sehingga menjadi lunak dan rasa manis telah meresap. Gula yang digunakan sebanyak 600 gr dalam 1,5 liter air. Dapat juga ditambahkan Na Benzoat sebanyak 100mg untuk 1 kg nata.
12.    Rendam Nata selama satu malam agar gula dan bahan pengawet meresap kedalamnya.
13.    Masukkan kedalam botol kaca (kemasan) dan tutup rapat.

Tugas        :
COBA BUAT 2 PERLAKUAN UNTUK PERBANDINGAN ANTARA YANG  MENGGUNAKAN ZA DAN TIDAK MENGGUNAKAN ZA. LAPORKAN HASIL YANG DIPEROLEH. BUATLAH KESIMPULAN.

VI. PEMBUATAN TEMPE

Teori Dasar         =
    Tempe adalah produk olahan kedelai secara fermentasi oleh kapang Rhizopus sp. Tempe merupakan makanan tradisional Indonesia yang sudah dikenal sejak berabad-abad yang lalu. Saat ini dengan kemajuan teknologi tempe tidak hanya dibuat dari kedelai tetapi juga dapat dibuat dari kacang kara, jagung, kecipir, lamtoro, dan lain-lain. Dengan adanya fermentasi oleh kapang maka susunan kimia bahan kompleks dan sulit dicerna diubah menjadi lebih sederhana dan mudah dicerna.

Tujuan         =      Mengetahui cara-cara Pembuatan Tempe
                Mengetahui jamur yang ada pada tempe.
Alat dan Bahan     =     * Kacang kedelai    = 1 kg
                * Ragi            = 2 gr
                * Plastik        = secukupnya   
                * Panci
                * Dandang Kukusan
                * Tampah
                * sendok
                * plastik film/daun pisang secukupnya
                * gilingan dan ayakan
                * asam laktat 1%
                * asam asetat 1%
                * Timbangan

Prosedur Kerja :
PERLAKUAN UMUM /BIASA :
1.    Cuci bersih kacang kedelai dan rendam selama 24 jam
2.    Setelah direndam selama 24 jam, kacang kedelai terlihat mekar
3.    Mulailah meremas-remas kacang kedelai agar kulit arinya lepas
4.    Setelah bersih, tuangkan kacang kedelai ke dalam panci dan beri air secukupnya. Rebus kacang kedelai selama kurang lebih 30 menit. Selama kacang kedelai direbus akan muncul buih putih
5.    Setelah direbus selama 30 menit, buang air yang tersisa di dalam panci. Kemudian, taruh kembali panci yang tinggal berisikan kacang kedelai diatas kompor. Aduk-aduk, jangan sampai hangus. Proses ini dilakukan untuk mengeringkan kacang kedelai. Jangan terlalu lama - karena kacang mudah hangus
6.    Tuang kacang kedelai ke wadah yang memudahkan kacang kedelai menjadi dingin
7.    Setelah dingin, taburkan ragi tempe sebanyak 2 gram dan aduk rata
8.    Siapkan plastik dengan ukuran sesuai selera. Masukkan kacang kedelai ke dalam plastik hingga ketebalan kira-kira 2-3 cm
9.    Tutup plastik
10.    Kemudian lubangi plastik yang telah berisi kacang kedelai dengan menggunakan pisau - kira-kira 8 lubang untuk setiap sisi atas dan sisi bawah
11.    Simpan tempe di dalam lemari (lemari dapur). Alas yang dipakai untuk menyimpan adalah rak lemari es yang diganjal bagian bawahnya, sehingga ada sirkulasi udara. Diamkan selama kurang lebih 36 jam.
12.    Setelah 36 jam, tempe siap diolah

PERLAKUAN KHUSUS I (Kedelai direbus dan direndam)
1.    Timbang kedelai sesuai kebutuhan
2.    Bersihkan dari kotoran dan cuci sampai bersih, rebus selama 30 menit
3.    Dinginkan, kupas dan cuci bersih
4.    Rendam Kedelai selama 12-24 jam dengan penambahan asam laktat dan asam asetat 1%, ukur pH dengan kertas lakmus sebelum dan sesudah perendaman.
5.    Rebus kembali dalam air perendaman selama 30-40 menit(kedelai menjadi lunak setengah matang).
6.    Tiriskan dan dinginkan pada sebuah tampah.
7.    Inokulasi dengan laru tempe 0,2-0,5 % dan campurkan secara merata.
8.    Bungkus atau cetak dengan ketebalan 2-3 cm
9.    Inkubasikan di tempat gelap selama 36-48 jam

PERLAKUAN KHUSUS II (Kedelai direndam dan direbus)
1.    Timbang kedelai sesuai kebutuhan
2.    Bersihkan dari kotoran dan cuci sampai bersih
3.    Rendam Kedelai dalam air bersih selama 1 malam, ukur pH sebelum dan sesudah perendaman
4.    Rebus kedelai dalam air perendaman selama 15 menit
5.    Kupas dan cuci sampai bersih
6.    Kukus selama 30 menit
7.    Dinginkan pada sebuah tampah
8.    Inokulasi dengan laru tempe 0,2-0,5% dan campurkan secara merata.
9.    Bungkus atau cetak dengan ketebalan 2-3 cm
10.    Inkubasikan selama 36-48 jam di tempat yang gelap dan kering.

PERLAKUAN KHUSUS III (Kedelai direbus dan direbus kembali)
1.    Timbang kedelai sesuai kebutuhan
2.    Bersihkan dari kotoran dan cuci sampai bersih
3.    Rebus selama 30 menit
4.    Dinginkan, kupas dan cuci sampai bersih
5.    Rebus kembali selama 60-90 menit dengan penambahan asam laktat atau asam asetat 1%
6.    Tiriskan dan dinginkan diatas tampah
7.    Inokulasi dengan laru tempe 0,2-0,5% dan campurkan secara merata.
8.    Bungkus atau cetak dengan ketebalan 2-3 cm
9.    Inkubasikan selama 36-48 jam dalam ruangan gelap dan kering.

Lakukan pengamatan pada setiap perlakuan:
-    Jenis perlakuan
-    Lama perebusan I dan II dan III
-    Lama perendaman
-    pH air perendaman sebelum dan sesudah perendaman
-    Jumlah  laru tempe yang digunakan
-    Lama inokulasi
-    Hasil uji organoleptik tempe yang dihasilkan (warna dan kekompakkan)
-    Persentase tumbuh jamur
Buatlah dalam tabel hasil pengamatan.

VII. PENGAMATAN BAKTERIOID (BAKTERI YANG BERSIMBIOSIS) PADA BINTIL AKAR
KACANG-KACANGAN

Teori Dasar         :
    PERTUMBUHAN BAKTERI
dipengaruhi oleh beberapa faktor :
1.    Temperatur, umumnya bakteri tumbuh baik pada suhu antara 25 - 35 derajat C.
2.    Kelmbaban, lingkungan lembab dan tingginya kadar air sangat menguntungkan untuk pertumbuhan bakteri
3.    Sinar Matahari, sinar ultraviolet yang terkandung dalam sinar matahari dapat mematikan bakteri.
4.    Zat kimia, antibiotik, logam berat dan senyawa-senyawa kimia tertentu dapat menghambat bahkan mematikan bakteri.
Proteobacteria (Bakteri ungu) merupakan kelompok bakteri Gram negatif yang mempunyai beberapa proses nutrisi yang berbeda. Beberapa jenis ada fotoautotrof, tetapi tidak menghasilkan oksigen selama berfotosintesis. Yang lainnya kemoautotrof atau kemoheterotrof. Beberapa genus mengikat nitrogen dari atmosfer. Bakteri nitrogen yang hidup bersimbiosis dengan tanaman polong-polongan yaitu Rhizobium leguminosarum, yang hidup dalam akar membentuk nodul atau bintil-bintil akar.

Rhizobium berasal dari dua kata yaitu Rhizo yang artinya akar dan bios yang berarti hidup.Rhizobium adalah bakteri yang bersifat aerob, bentuk batang, koloninya berwarna putih berbentuk sirkular, merupakan penambat nitrogen yang hidup di dalam tanah dan berasosiasi simbiotik dengan sel akar legume, bersifat host specific satu species Rhizobium cenderung membentuk nodul akar pada satu species tanaman legume saja. Bakteri Rhizobium adalah orgarotrof, aerob, tidak berspora, pleomorf, gram negatif dan berbentuk batang. Bakteri rhizobium mudah tumbuh dalam medium pembiakan organik khususnya yang mengandung ragi atau kentang. Pada suhu kamar dan pH 7.0-7.2.
Morfologi Rhizobium dikenal sebagai bakteroid. Rhizobium menginfeksi akar leguminoceae melalui ujung-ujung bulu akar yang tidak berselulose, karena bakteri Rhizobium tidak dapat menghidrolisis selulose.








Rhizobium yang tumbuh dalam bintil akar leguminoceae mengambil nitrogen langsung dari udara dengan aktifitas bersama sel tanaman dan bakteri, nitrogen itu disusun menjadi senyawaan nitrogen seperti asam-asam amino dan polipeptida yang ditemukan dalam tumbuh-tumbuhan, bakteri dan tanak disekitarnya. Baik bakteri maupun legum tidak dapat menambat nitrogen secara mandiri, bila Rhizobium tidak ada dan nitrogen tidak terdapat dalam tanah legum tersebut akan mati.
Bakteri Rhizobium hidup dengan menginfeksi akar tanaman legum dan berasosiasi dengan tanaman tersebut, dengan menambat nitrogen.

Tujuan     :
1. Mengamati bentuk dari koloni bakteri yang bersimbiosis pada akar kacang-kacangan
2. Mengetahui jenis bakteri yang membentuk bintil pada akar kacang-kacangan.
Bahan        : 1. Bintil akar tanaman buncis ( Phaseolus vulgaris ), kacang hijau ( Vigna
      radiata )
          2. Alkohol 70%
          3. H2O2
          4. Aquades
          5. Pewarna karbon fuchsin.

Alat        : 1. Objek Glass
          2. Mikroskop
          3. Lampu Bunsen
          4. Pisau Silet
          5. Pinset
          6. Petridish
          7. Botol Semprot

Prosedur    :
1.    Bintil akar disterilisasi dengan merendamnya kedalam alkohol 70% selama 10 detik, H2O2 selama 3 menit, aquades selama 5 menit.
2.    Bintil disayat tipis, diletakkan di objek glass, ditekan perlahan, di smear, dikeringanginkan.
3.    Difiksasi dengan melewatkan di atas api bunsen.
4.    Diwarnai dengan karbol Fuchsin (5 detik), kemudian dicuci dengan aquadesh mengalir secara perlahan dan dikeringkan.
5.    Diamati di bawah mikroskop :
a.    Gambarkan bakteroid dari rhizobium pada kedua kacang-kacangan !
b.    Apakah bakteroid dari rhizobium pada kedua kacang-kacangan sama ?

Kesimpulan     :
    1.
    2.
VIII. PENGAMATAN JAMUR PADA MAKANAN
Teori dasar         :
Jamur memiliki ciri-ciri sebagai berikut: mempunyai inti sel, membran inti sel sempurna, tidak mempunyai klorofil, bentuk uniseluler atau multiseluler, berkembang biak dengan spora, hidupnya bersifat heterotrof, dan dapat juga sebagai parasit atau saprofit. Jamur dapat menguntungkan dan dapat juga merugikan. Perananya dalam makanan antara lain terdapat pada tempe, oncom, tape, keju, yang dapat menguntungkan manusia tetapi ada juga yang merugikan seperti terdapat pada nasi, kue, roti, buah-buahan, dan lain-lain
Tujuan        :
Mengamati morfologi jamur yang terdapat pada makanan
Alat dan Bahan    :
1.    Mikroskop
2.    Objek glass dan Cover Glass
3.    Jarum Pentul
4.    Pipet tetes
5.    Jamur Nasi
6.    Jamur roti
7.    Jamur Tongkol jagung
8.    Jamur tempe
9.    Aquades steril
Prosedur Kerja    :
1.    Ambil objek glass bersih dan bebas kotoran atau lemak
2.    Ambillah sehelai jamur dari masing-masing bahan pengamatan dengan menggunakan jarum pentul dan letakkan diatas objek glass.
3.    Teteskan dengan setetes aquades pada kaca benda.
4.    Tutup dengan cover glass.
5.    Buatlah label untuk berbagai jenis jamur berbeda
6.    Amati dibawah mikroskop.
7.     Gambarkan hasil pengamatan dan beri keterangannya : nama jamur, Rhizoid, spyrogium? Tangkai spyrogium? Spora? Stolon? Hyfa? Konidiosfor? Konidia? Dan bagian-bagian jamur lainnya.

No    Jamur dari ....    Nama Jamur    Gambar dan Keterangan      
1

2

3

4


               
Tugas dan Pembahasan     :
1.    Mengapa makanan dapat ditumbuhi jamur?
2.    Bagaimana caranya mengatasi orang yang keracunan jamur?
IX. PEMBUATAN KOMPOS

Teori Dasar        :
    Sampah merupakan materi yang tidak dapat dipergunakan secara produktif atau tidak dapat menghasilkan sesuatu produk yang bersifat baru. Akan tetapi sampah dapat diproses kembali dengan suatu metode yang disebut ”metode 3R” ( Recycle, Reuse, dan Reduce ). 
Recycle adalah suatu proses penampungan sampah atau materi yang tidak dapat digunakan kembali kedalam suatu tempat / wadah yang bersifat sementara, untuk kemudian sampah yang dikumpulkan tadi akan diseleksi kembali atau memasuki tahap Reuse
Reuse adalah ialah proses pemilihan sampah yang dianggap masih berguna atau masih dapat dipergunakan untuk membuat materi yang lainnya. Kemudian sisa dari total sampah yang diolah tadi akan memasuki tahap terakhir yaitu Reduce yaitu tahap pengurangan atau pemusnahan. Sampah yang dianggap benar – benar tidak produktif atau tidak berguna lagi akan dimusnahkan.
Sampah sendiri terbagi atas 2 jenis sampah yaitu : sampah organik dan sampah anorganik.
Sampah organik adalah sampah yang berasal dari makhluk hidup dan dapat diuraikan oleh organisme pengurai sedangkan sampah anorganik adalah sampah yang tidak dapat diuraikan oleh organisme pengurai.
Tujuan         :
Mengetahui cara dan proses pembuatan kompos
Bahan dan Alat    :
1.    Sampah organik 2 kg
2.    Pupuk Cair EM4, konsentrasi 20% (dengan menambahkan 20 ml Larutan EM4 dengan 100ml air).
3.    Dedak ½ kg
4.    Gula 1 ons
5.    Air secukupnya
6.    Plastik Pembungkus
7.    Ember Plastik yang tertutup
8.    Pisau
9.    Termometer

Prosedur Kerja        :
1.    Cacah sampah hingga berukuran 2 cm
2.    Masukkan sampah kedalam ember plastik
3.    Tambahkan dedak, gula dan air sedikit demi sedikit, sambil diaduk
4.    Air berfungsi untuk merekatkan bahan, diberikan jangan terlalu banyak
5.    Tambahkan EM4 sambil diaduk hingga rata
6.    Tutup ember dan bungkus plastik
7.    Setiap 2 hari lakukan pengadukan (pembalikan)terhadap kompos,  lakukan pengukuran suhu
8.    Inkubasikan selama 1-2 minggu
9.    Lakukan pengamatan dan catat hasil pengamatan

Hasil Dan Pembahasan    :

No    Kelompok    Perubahan pada kompos    Keterangan      
          Suhu    Warna    Bentuk           
1                          
2                          
3                          
Dst..                       


Pertanyaan
1.    Adakah perubahan suhu bahan kompos dari awal sampai akhir pengamatan
2.    Kumpulkan data pengamatan beberapa tekstur bahan kompos
X. PEMBUATAN PUPUK CAIR  – EM4
Teori Dasar        :
Banyak cara untuk membuat "mikroba efektif" untuk mempercepat proses pembuatan kompos. Salah satu di antaranya adalah yang kami tulis di bawah ini. Pengalaman teman-teman kami membuat EM4 dengan isi usus binatang telah menimbulkan bau yang kurang sedap sehingga kami memilih jalan pembuatan yang sifatnya vegetarian, dari bahan-bahan tanaman yang mudah dan cepat busuk.
Penemuan yang sangat berharga untuk pertanian mandiri ini, awalnya adalah orang Jepang, bernama Teruo Higa pada tahun 1970 -- kini telah banyak diterapkan oleh para petani modern. Tapi masih banyak pula yang belum melakukannya karena lebih percaya pada pupuk kimia yang dirasa "lebih praktis" tapi sesungguhnya tidak sehat baik untuk tanah, tanaman maupun untuk kita manusia.

Tujuan             :
Untuk mengetahui cara dan proses pembuatan pupuk cair ”EM4”
Untuk mengetahui kegunaan pupuk cair ”EM4”
Bahan dan Alat    :
1.    Sampah sayur, terutama kacang-kacangan
2.    Kulit buah-buahan (papaya, pisang, rambutan, mangga, dsb.)
3.    Bekatul , secukupnya
4.    Gula merah, sedikit saja
5.    Air beras, secukupnya
6.    Ember ukuran sedang
7.    Cetok(sekop kecil pengaduk semen)
Cara membuat        :
1.    Sampah sayur, kulit buah-buahan dan bekatul dicampurkan. Tempatkan misalnya di dalam sebuah ember atau penampung yang lain. Tutup. Sambil kadang-kadang diaduk, biarkan selama satu minggu sampai membusuk sehingga menjadi EM1. EM singkatan dari Effective Microorganism, yaitu jasad renik "ganas" yang akan mempercepat proses pengomposan. Ditengarai dengan angka 1 karena inilah cairan mikroorganisme yang terbentuk setelah mengalami dekomposisi selama satu minggu.
2.    Cairan EM1 dicampur dengan sampah sayur dan kulit buah-buahan. Kemudian didiamkan lagi selama satu minggu. Cairan baru yang terbentuk disebut dengan EM2.
3.    Cairan EM2 dicampurkan dengan bekatul, gula merah dan air beras. Dan didiamkan lagi selama satu minggu sehingga menjadi EM3.
4.    Diamkan lagi selama satu minggu tanpa menambahkan apa-apa. Cairan itu telah menjadi EM4.
NB: “bekatul” atau dedak merupakan pakan ternak, adalah bagian luar atau kulit ari dari beras
yang merupakan hasil sampingan dari proses penggilingan nasi.

Hasil dan Pembahasan
1.
2.























XI. PEMBUATAN TEH KOMBUCHA


Teori Dasar        :
Pisang adalah tanaman buah berupa herba yang berasal dari kawasan Asia Tenggara (termasuk Indonesia). Tanaman ini kemudian menyebar ke Afrika(madagaskar), Amerika selatan dan tengah. Tanaman pisang ini merupakan tanaman yang paling mudah ditemui dan berkembang biak didaerah tropis seperti Indonesia. Salah satu pisang yang terkenal dari Indonesia dan hanya tumbuh di Sumatera Utara yaitu Pisang Barangan. Pisang ini sering merupakan oleh-oleh khas sumatera utara karena rasa dan aromanya yang khas.
Bonggol pisang merupakan bagian tanaman yang kurang dimanfaatkan dan sering dibuang sebagai sampah, yang dapat mengganggu lingkungan dan  kesehatan masyarakat, meskipun sebenarnya bonggol ini masih dapat dimanfaatkan untuk produk karena mempunyai kandungan karbohidrat yang tinggi. Selain itu kadar abu yang tinggi pada bonggol pisang menunjukkan adanya kandungan mineral, senyawa fenol dan senyawa gula sederhana yang  tinggi. Bonggol pisang sering digunakan sebagai sampah dan membusuk tanpa adanya pengolahan lebih lanjut. Bonggol pisang yang dibiarkan sebagai sampah akan membusuk dan mengeluarkan bau tidak sedap dan mengundang munculnya kerumunan lalat yang dapat menyebabkan penyakit. Selain itu limbah bonggol pisang yang dibiarkan begitu saja membutuhkan tempat sehingga mengurangi luas lahan pertanian yang akan digunakan untuk penanaman pisang berikutnya.
Dengan demikian substrat tepung bonggol pisang dapat dimanfaatkan sebagai bahan baku fermentasi. Karbohidrat yang terdapat pada bonggol pisang tersebut bila diolah dengan proses hidrolisis(untuk memecahkan karbohidrat menjadi gula) dan dengan bantuan Saccharomyces cerevisiae akan menjadi hasil fermentasi yang baik. Oleh karena itu bonggol pisang dapat digunakan sebagai bahan dasar dalam proses fermentasi, dimana karbohidrat yang terkandung akan diubah menjadi senyawa-senyawa yang lebih sederhana seperti asam-asam organic.
    Teh Kombucha dikenal sebagai minuman kesehatan (biofarmasi). Teh ini merupakan hasil fermentasi larutan teh dan gula dengan menggunakan starter/kultur mikroba yaitu bakteri dan khamir secara simbiosis, misalnya Acetobacter xylinum dan Saccharomyces cerevisiae . Teh kombucha diketahui mengandung asam-asam organik (asam asetat, glukonat, glukoronat, glukarat, laktat, oksalat, sitrat, malat, usnat), asam-asam amino , antioksidan, enzim, bahan antibiotic, selenium, dan polifenol.
Tujuan     :
1.    Untuk mengetahui apa itu teh Kombucha
2.    Untuk mengetahui cara dan proses serta kegunaan teh kombucha.
Bahan      :
1.    1 Kg Bonggol Pisang barangan / bubuk teh 1 kotak  / dan wortel 1 kg
2.    Gula 1 ons
3.    Air
4.    Starter
5.    Alkohol
Alat         :
1.    Blender
2.    Botol Ku ltur
3.    Saringan
4.    Sendok
5.    Kain serbet
Prosedur     :
1.    Memotong bonggol pisang barangan sesuai dengan kebutuhan , kemudian dicuci sampai bersih
2.    Bonggol pisang yang telah bersih tadi diris-iris halus , masukkan dalam wadah,
3.    Menghaluskan irisan bonggol pisang dengan mesin penghalus , dengan perbandingan air dan bonggol pisang yaitu : 1:1
4.    Menyaring
5.    Tambahkan gula sebanyak 10 % (1 ons) kedalam bonggol pisang yang telah dihaluskan tadi
6.    Memasak campuran gula dan larutan pisang hingga mendidih selama 30 menit
7.    Memasukkan campuran tersebut kedalam wadah hingga dingin, setelah itu memindahkan larutan tersebut kedalam gelas biakan(botol kultur)
8.    Menambahkan kultur “kombucha” 10% kedalam gelas biakan  tadi.
9.    Menutup wadah dengankain kasa / kain serbet dan fermentasi selama 2 minggu
10.    Menyaring teh kombucha dan teh kombucha siap dikonsumsi.
Hasil Pembahasan dan Kesimpulan
1.
2.
XII. PEMBUATAN TAPE

Teori Dasar        :
    Tapai atau biasa disebut dengan ”tape” merupakan makanan tradisional dari hasil fermentasi anaerob jamur Saccharomyces dan Aspergillus . Tape memiliki rasa yang khas yaitu manis dan mengandung sedikit alkohol (alkohol dalam kadar yang sangat kecil dan berada dalam kadar aman untuk dikonsumsi). Sementara itu Fermentasi adalah proses produksi energi dalam sel dalam keadaan anaerobik (tanpa oksigen). Secara umum, fermentasi adalah salah satu bentuk respirasi anaerobik, akan tetapi, terdapat definisi yang lebih jelas yang mendefinisikan fermentasi sebagai respirasi dalam lingkungan anaerobik dengan tanpa akseptor elektron eksternal.
Gula adalah bahan yang umum dalam fermentasi. Beberapa contoh hasil fermentasi adalah etanol, asam laktat, dan hidrogen. Akan tetapi beberapa komponen lain dapat juga dihasilkan dari fermentasi seperti asam butirat dan aseton. Ragi dikenal sebagai bahan yang umum digunakan dalam fermentasi untuk menghasilkan etanol dalam bir, anggur dan minuman beralkohol lainnya. Respirasi anaerobik dalam otot mamalia selama kerja yang keras (yang tidak memiliki akseptor elektron eksternal), dapat dikategorikan sebagai bentuk fermentasi.
Reaksi dalam fermentasi berbeda-beda tergantung pada jenis gula yang digunakan dan produk yang dihasilkan. Secara singkat, glukosa (C6H12O6) yang merupakan gula paling sederhana , melalui fermentasi akan menghasilkan etanol (2C2H5OH). Reaksi fermentasi ini dilakukan oleh ragi, dan digunakan pada produksi makanan.
Persamaan Reaksi Kimia
C6H12O6 → 2C2H5OH + 2CO2 + 2 ATP (Energi yang dilepaskan:118 kJ per mol)
Dijabarkan sebagai
Gula (glukosa, fruktosa, atau sukrosa) → Alkohol (etanol) + Karbon dioksida + Energi (ATP)
Jalur biokimia yang terjadi, sebenarnya bervariasi tergantung jenis gula yang terlibat, tetapi umumnya melibatkan jalur glikolisis, yang merupakan bagian dari tahap awal respirasi aerobik pada sebagian besar organisme.
Tujuan         :
Mengetahui cara dan proses pembuatan tape
Alat dan Bahan     :
1.    Singkong 1 kg atau beras pulut hitam atau beras ketan putih 1,5 kg.
2.    Ragi secukupnya (1 ons) atau 1 potong untuk 1 kg (perbandingan 1:1) pada ubi kayu(singkong), dan 1,5 ons untuk 1,5 kg beras ketan atau pulut hitam (perbandingan 1:1).
3.    Pisau
4.    Wadah (tupperware) atau sejenisnya yang memiliki tutup rapat.
5.    Daun Pisang secukupnya, atau Plastik ukuran 2 kg secukupnya.
6.    Ayakan (saringan halus).
7.    Kain serbet
8.    Kompor
9.    Panci
10.    Sendok Kayu
11.    Air secukupnya(untuk merebus)

Prosedur Kerja    :
1.    Kupas Singkong dari kulitnya, dipotong-potong sesuai keinginan, dan kemudian cuci bersih.
2.    Rebus potongan singkong tersebut dan sampai matang dan tiriskan.(untuk tape dengan beras pulut atau beras ketan, ditiriskan air bekas perebusan).
3.    Dinginkan di udara terbuka atau bisa juga dikipas agar cepat dingin.
4.    Selama proses pendinginan, haluskan ragi dengan gilingan atau ditumbuk dan dimasukkan dalam wadah sementara sebelum ditaburkan keatas permukaan tape atau pulut tadi.
5.    Setelah singkong dingin, taburkan serbuk ragi dengan ayakan, dan diaduk dengan membalik-balikan potongan singkong secara merata, usahakan seluruh permukaan singkong tertutupi ragi, gunakan plastik sebagai pelindung tangan saat membalikkan dengan tangan,(perlu diingat: menabur dengan menggunakan tangan kosong mengakibatkan 70-80% ragi akan terkontaminasi dengan bakteri lainnya dan menyebabkan tape 85% gagal, umumnya hasil yang gagal menghasilkan rasa yang terlalu masam, terlalu encer(untuk tape pulut), bercak-bercak hitam, atau dapat pula bau yang tidak sedap. Untuk pulut campurkan secara merata.
6.     Masukkan kedalam wadah yang telah dialasi dengan daun pisang (tupperware) atau bisa juga masukkan kedalam plastik.
7.    Bungkus rapat dengan kain, dan tutup serapat mungkin, pastikan benar-benar rapat, kemudian peram selama 3 hari dalam ruangan tertutup(gelap tanpa sinar matahari) dan dalam suhu kamar.

Hasil Pembahasan dan Kesimpulan    :
1.
2.

Pertanyaan dan Tugas             :
1.     Mengapa dihasilkan rasa manis pada tape? Reaksi apakah yang menyebabkan demikian? Jelaskan!
2.    Pada tape yang telah jadi dapat dijumpai semacam serat-serat halus berwarna putih dipermukaan tape, apakah itu? Dan mengapa ada di  permukaan ?
3.    Mengapa pada proses pemeraman tape, tidak boleh terkena sinar matahari?(tempat gelap)

XIII. PENGAMATAN MIKROORGANISME
DARI BERBAGAI SUMBER

Teori Dasar        :
    Mikroorganisme merupakan organisme hidup yang dibentuk dan ukurannya sangat kecil dan tidak dapat dilihat dengan mata telanjang. Pengamatan mikroorganisme memerlukan alat bantu yang biasanya menggunakan mikroskop. Mikroskop digunakan untuk mengamati : suatu objek yang ukurannya sangat kecil gunanya untuk memperbesar pandangan sehingga objek dapat dilihat dengan jelas.
    Untuk mengamati jamur, dapat digunakan perbesaran lemah dengan memakai lensa obyektif 10x atau 40x atau 45x, namun untuk mengamati bakteri digunakan perbesaran kuat dengan memakai lensa objektif 100x dan pakailah minyak imersi.
    Mikroorganisme dapat hidup dimana-mana seperti diudara, air, sungai, kolam, parit, sampah-sampah, pakaian, makanan, minuman, bahkan didalam tubuh organisme hidup seperti pada tumbuhan, hewan, dan juga manusia terdapat mikoorganisme. Mikroorganisme dapat berupa virus, bakteri, alga, jamur, dan protozoa.

Tujuan        :
1.    Memeriksa mikoorganisme dari air kolam, air sumur, air sungai, dan air rendaman rumput kering.

Alat dan Bahan    :
1. Mikroskop
2. Objek glass dan cover glass
3. Pipet tetes
4. Pisau silet tajam
5. Minyak imersi
6. Kertas tissue
7. Kertas label
8. Air sumur, Air Kolam, Air Sungai, Air rendaman rumput kering (1 minggu)



Prosedur Kerja     :
Seminggu sebelumnya    :
1. Masukkan beberapa helai rumput kering kedalam gelas atau botol yang telah berisi air
2. Tutup wadah tersebut, dan simpan pada suhu kamar
Saat Pengamatan        :
1. Bersihkan objek glass dan cover glass hingga kering dan bersih
2. Kocok lah sampel air dalam gelas/botol lalu ambil dengan menggunakan pipet tetes.
3. Teteskan 1 tetes pada kaca objek
4. Tutup dengan kaca penutup, usahakan jangan ada gelembung udara
5. Letakkan objek glass diatas meja objek mikroskop
6. Amati dan gambar semua mikroorganisme yang terlihat serta buat keteranganya

Masukkan data hasil pengamatan dalam tabel berikut :

No    Sampel air    Gambar dan Keterangan Mikroorganisme yang terlihat      
1

2

3

4